Berdasarkan penelusuran Alinea.id, rekaman itu telah beredar di grup-grup pesan Whatsapp hingga media sosial. Rekaman berdurasi sekitar 44 detik itu terdengar suara seorang laki-laki.
"Sekarang ini ada tujuh kontainer di Tanjung Priok. Sekarang lagi geger. Marinir sudah turun. Dibuka satu. Isinya kartu suara yang sudah dicoblos nomor satu. Sudah dicoblos Jokowi. Itu mungkin dari China itu," kata laki-laki tersebut.
"Total katanya, kalau satu kontainer itu 10 juta, berarti kalau ada tujuh kontainer 70 juta suara. Sudah dicoblos nomor satu. Tolong sampaikan ke akses, ke Pak Darma, atau ke apa kek, atau ke Gerindra pusat untuk segera ke sana. Ini tak kirimin nomor telepon orangku yang di sana. Yang untuk membimbing ke kontainer itu. Atau syukur ke aksesnya Djoko Santoso, pasti marah beliau. Ya, langsung ngecek ke sana ya," tutupnya.
Namun, tidak dapat dipastikan suara siapa dalam rekaman tersebut. Hingga saat ini, rekaman suara itu viral di media sosial dan Whatsapp.
Berikut rekaman suara tersebut:
Demokrat minta polisi usut
Sementara itu, Partai Demokrat meminta kepolisian mengusut sumber rekaman yang berisi informasi hoaks penemuan tujuh kontainer surat suara yang telah dicoblos di Tanjung Priok.
"Kami meminta kepolisian supaya mengusut sumber rekaman suara yang kemudian menjadi viral dan menjadi berita serta perbincangan di tengah masyarakat, yang kemudian dipertanyakan Andi Arief," ujar Kadiv Advokasi dan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean ketika dihubungi di Jakarta, Kamis (3/1).
Ferdinand mengatakan pengusutan sumber rekaman itu harus diutamakan lebih dulu. Selanjutnya, kata dia, Demokrat meminta kepolisian memeriksa seluruh dokumen kapal yang masuk ke Pelabuhan Tanjung Priok sepanjang Rabu (2/1), untuk memastikan ada atau tidaknya kapal yang membawa kontainer berisi surat suara.
Menurut Ferdinand, jika KPU RI tidak menemukan kontainer itu saat melakukan pengecekan ke Pelabuhan Tanjung Priok, maka semestinya KPU perlu berpikir lebih panjang.
"Harusnya KPU berpikir lebih panjang lagi, jangan-jangan kontainernya sudah keluar begitu mereka tiba, atau ditutupi misalnya," kata Ferdinand.
Dia menekankan praduga-praduga yang dilayangkan mengenai hal ini sah-sah saja. "Justru yang harus dilihat semangat Andi Arief adalah semangat untuk menjaga demokrasi, bukan untuk menyebarkan hoaks. Mari kawal demokrasi dengan baik," jelas dia.
Demokrat, kata Ferdinand, menghormati kerja-kerja kepolisian dan akan kooperatif dalam memberikan keterangan yang dibutuhkan kepolisian.
Sebelumnya, informasi penemuan tujuh kontainer surat suara disebut-sebut beredar di grup WhatsApp. Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief yang juga mendapat info itu kemudian mencuitkan informasi tersebut melalui akun twitter-nya.
"Mohon dicek kabarnya ada 7 kontainer surat suara yang telah dicoblos di Tanjung Priok. Supaya tidak fitnah harap dicek kebenarannya. karena ini kabar sudah beredar," tulis Andi Rabu (2/1) malam.
Cuitan itu sempat diberitakan sejumlah media daring (online) sebelum menghilang dari akun twitter Andi Arief.
Tidak lama setelahnya, jajaran komisioner KPU RI bergegas ke Tanjung Priok untuk memastikan informasi tersebut, yang ternyata merupakan hoaks.
Ferdinand mengatakan Andi Arief tidak berniat menyebarkan hoaks melainkan meminta klarifikasi dan penjelasan supaya pihak-pihak yang berkepentingan dan berkewajiban melakukan pengecekan. (Ant).
Silahkan saja kalau Saya mau dilaporkan, tinggal aparat hukum mau berfihak pada Hasto Sekjen PDIP yang buta huruf membaca tuit saya, atau berfihak pada saya yg ingin menyelamatkan pemilu supaya jurdil