Sejumlah pihak mengkritik pertemuan Jokowi dengan PSI yang dihelat di Istana Negara, karena dinilai mengorbankan jam kerja Presiden. Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bahkan menilai pertemuan tersebut terasa kurang etis.
Merespons ini, mantan presenter berita itu sempat melontarkan kicauan di media sosial Twitter. Menurutnya, Istana adalah rumah rakyat sehingga berhak dikunjungi siapapun. "Heran, lebay banget yang pada ributin audiensi PSI ke Istana," ujarnya melalui akun Twitter-nya, @grace_nat, Sabtu (3/3).
Reaksi Grace itu lahir setelah publik gaduh meminta pembubaran PSI dan menyebarkan kabar hoaks. Menurut perempuan kelahiran Jakarta, 4 Juli 1982 ini, ada ketakutan yang direproduksi di masyarakat terhadap sepak terjang anak muda yang hendak berpolitik lewat partai besutannya.
Dalam keterangan tertulisnya, Grace menjelaskan, pertemuan di Istana terjadi karena Jokowi peduli dengan pendidikan politik kaum muda. Tak hanya itu, dalam pertemuan ini juga didedah hal-hal yang berkaitan dengan masalah kebangsaan dan negara.
Masalah kebangsaan dan negara yang menjadi konsentrasi PSI antara lain korupsi dan intoleransi, yang dikhawatirkan akan mengganggu jalannya pemilu mendatang.
Dilansir dari Antara, Grace membenarkan partai besutannya itu memang mendukung Jokowi di Pilpres 2019. Terkait dukungan terhadap Jokowi pada Pilpres 2019, Grace menegaskan bahwa sejak awal PSI memang mendukung mantan Walikota Solo itu. Namun dia menegaskan PSI akan bekerja untuk memenangi Jokowi di periode kedua melalui pemilu berkualitas, bukan dengan menghalalkan segala cara.
"Presiden Jokowi tidak boleh diturunkan dengan cara tidak bermartabat, juga tak boleh menang dengan cara demikian," kata dia.
Grace mengungkapkan, saat ini ada tanda-tanda kuat berbagai upaya tidak benar dilakukan untuk menjatuhkan Jokowi. Menurutnya, PSI tidak bisa menerima hal tersebut dan sedang bekerja untuk mencegahnya melalui langkah-langkah strategis.
Menurutnya, pertemuan di Istana membicarakan pertemuan itu dalam kapasitasnya sebagai presiden, bukan politisi. Dia menyayangkan, reaksi publik yang menyiratkan Istana sebagai tempat bermain politik. “Sekali lagi, istana adalah rumah rakyat,” tegasnya.