close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (tengah) berfoto bersama dengan warga Taman Kota, Kembangan Utara, Jakarta Barat, Agustus 2024. /Foto Instagram @aniesbaswedan
icon caption
Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (tengah) berfoto bersama dengan warga Taman Kota, Kembangan Utara, Jakarta Barat, Agustus 2024. /Foto Instagram @aniesbaswedan
Politik
Jumat, 13 September 2024 19:05

Rido vs Pramono-Rano: Siapa bisa menggaet Anies?

Sejumlah survei menunjukkan elektabilitas Anies dominan di Pilgub DKI Jakarta.
swipe

Dukungan Anies Baswedan terus diperebutkan para pasangan calon (paslon) yang bertarung di Pilgub DKI Jakarta. Efek ekor jas atau coat tail effect dari Anies diyakini ampuh untuk mendongkrak elektabilitas para paslon jelang pencoblosan. 

Tanpa Anies, Pilgub DKI diikuti pasangan Ridwan Kamil (RK)-Suswono, Pramono Anung-Rano Karno, dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana (Dharma-Kun). RK-Suswono atau yang kini populer dengan nama pasangan Rido diusung 13 parpol yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus, sedangkan Pramono Rano hanya diusung oleh PDI-Perjuangan. 

Awal September lalu, Anies sempat diisukan bakal bergabung tim sukses Pramono-Rano. Isu itu makin liar setelah Anies tak sengaja bertemu dengan Pramono di area car free day (CFD) Jakarta Pusat, belum lama ini. Namun, hingga kini Anies belum menunjukkan bakal mendukung salah satu pasangan di Pilgub DKI. 

Analis politik dari Universitas Indonesia (UI) Cecep Hidayat mengatakan arah dukungan dari Anies bakal menentukan konstelasi politik Pilgub DKI. Selain masih merawat kelompok relawan, Anies punya elektabilitas yang sangat tinggi di ibu kota. 

Menurut Cecep, dukungan Anies saat ini hanya diperebutkan oleh Pramono-Rano dan pasangan Rido. Jika dibandingkan pasangan Dharma-Kun, kedua pasangan itu punya peluang memenangi Pilgub DKI. Apalagi, ada jejak kedekatan antara kedua pasangan itu dengan Anies. 

"Belakangan, mereka (PDI-P) berusaha mengkapitalisasi elektabilitas Anies. Jadi, membangun narasi yang kuat adanya dukungan langsung dari Anies," ucap Cecep kepada Alinea.id, Kamis (12/9).

Sejumlah survei--dilakoni sebelum Anies dipastikan tak dapat tiket di Pilgub DKI--menunjukkan elektabilitas Anies dominan. Sigi SMRC yang dirilis pertengahan Agustus lalu menemukan Anies selalu menang melawan kandidat mana pun. 

Dalam simulasi head to head dengan RK, misalnya, Anies mengantongi elektabilitas hingga 42,8%. RK hanya meraup 34,9%. Survei Indikator Politik Indonesia dan survei Litbang Kompas juga menunjukkan temuan serupa. 

Meski sempat diisukan bakal diusung PDI-P di Pilgub DKI dan Pilgub Jabar, menurut Cecep, pasangan Rido yang justru potensial menggaet dukungan Anies. Pasalnya, pasangan Rido didukung oleh parpol-parpol yang mengusung Anies di Pilpres 2024. 

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bahkan sudah bersama Anies sejak Pilgub DKI 2017. "PKS punya rekam jejak panjang dengan Anies. RK juga tokoh yang cukup diterima dan punya rekam jejak yang cukup positif. Itu dari sisi kedekatan personal dan politik," imbuh Cecep.

Cecep berpendapat ada irisan pendukung Anies dengan konstituen parpol, terutama NasDem, PKS, dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). "Tapi, Pramono-Rano juga punya potensi untuk menggaet pemilih Anies jika mereka mampu menampilkan diri sebagai pelanjut visi Anies," jelasnya. 

Peneliti senior Populi Center, Usep Saepul Ahyar menyebut setidaknya ada tiga jenis pendukung Anies di DKI. Pertama, pendukung yang motivasinya murni karena bersimpati pada sosok Anies. Kedua, pemilih Anies yang juga konstituen PKS. Ketiga,  pemilih yang anti KIM plus. 

Menurut Usep, suara ketiga jenis pendukung Anies bakal tersebar. Pemilih yang murni mengagumi sosok Anies, misalnya, potensial tidak mencoblos alias golput karena kecewa atas sikap partai yang batal mengusung Anies di Pilkada DKI Jakarta. Adapun pemilih dari PKS kemungkinan besar mengalihkan dukungan kepada pasangan Rido. 

"Tapi, ada juga yang kelompok pendukung Anies yang melawan dominasi dari kekuasaan. Mereka ini bisa saja mendukung Pramono-Rano. Tetapi, itu angkanya tidak banyak. Masih ada kecenderungan kelompok ini tidak memilih calon mana pun," kata Usep kepada Alinea.id, Kamis (12/9).

Usep berpendapat preferensi politik pendukung Anies masih bisa berubah. Semua jenis pendukung Anies, misalnya, bisa satu suara jika Anies resmi menyatakan mendukung salah satu paslon atau mengeluarkan sinyal kepada salah satu paslon jelang pencoblosan. 

"Saya kira ini memang bisa mengubah keputusan politik. Namun, kalau argumentasinya rasionalitas pemilih, menurut saya, ini juga bisa menggaet (pendukung Anies). Kalau ada paslon yang menawarkan (program-program) yang sejalan bertemu kepentingannya (warga pendukung Anies), tidak mustahil itu bisa mengubah keputusan," ucap Usep.

 

img
Kudus Purnomo Wahidin
Reporter
img
Christian D Simbolon
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan