Mengenakan jaket kuning, Ridwan Kamil tampak sumringah saat menggelar konferensi pers di kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jawa Barat, Rabu (18/1) sore. Didampingi Airlangga Hartarto, Gubernur Jawa Barat itu menunjukkan kartu tanda anggota (KTA). Ridwan Kamil pun resmi menjadi kader dari partai berlambang pohon beringin itu.
"Per hari ini saya sudah berjaket kuning, ber-KTA (kartu tanda anggota). Ini bisa diskon 50 persen di minimarket terdekat," ujar Ridwan Kamil, mengawali konferensi pers.
Menurut Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto, kehadiran Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil memperkuat partainya, tidak hanya wilayah Jawa Barat tapi seluruh Indonesia.
"Karena Golkar butuh tim yang namanya total football. Semua kerja untuk memenangkan pemilu," ujar Airlangga.
Setelah resmi bergabung, Ridwan Kamil langsung menduduki posisi strategis, yakni Wakil Ketua Bidang Penggalangan Pemilih dan Pemenang Pemilu Partai Golkar. Menurut Airlangga, mayoritas pengurus DPP Golkar merestui Ridwan Kamil menduduki posisi tersebut
Apalagi, kata dia, Ridwan Kamil telah memiliki pengalaman di beberapa kali pemilihan umum.
"Pertama, Kang Emil punya pengalaman beberapa kali mengikuti pemilu. Jadi punya pengalaman politik praktis yang cukup" ujar Airlangga.
Misi rebut Jabar dari PDIP dan Gerindra
Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Melchias Markus Mekeng, menyebut bergabungnya Ridwan Kamil diharapkan dapat 'menguningkan' kembali wilayah Jawa Barat (Jabar).
Saat ini, posisi Partai Golkar menduduki peringkat keempat perolehan suara dari Pemilu 2019, yakni 3.226.926 suara. Selisih tipis dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS/3.286.606) di ketiga.
Adapun wilayah Tanah Pasundan itu dikuasi Partai Gerindra di urutan pertama (4.320.050 suara), diikuti Partai PDI Perjuangan (PDIP/3.510.525 suara) di urutan pertama dan kedua.
"Ya, kalau bisa kembali ke zaman dahulu, Jawa Barat menjadi lumbung Golkar. Ya, harus kembalikan ke seperti itu, tapi harus kerja keras," kata Mekeng di kantor DPP Golkar, Rabu sore (18/1).
Pengamat politik Ujang Komaruddin menilai, bergabungnya Ridwan Kamil ke Golkar dimaksudkan untuk meningkatkan elektabilitas dan perolehan suara partai di wilayah Provinsi Jabar. Dia menilai, posisi Ridwan Kamil sebagai gubernur Jabar saat ini mendukung tujuan Golkar untuk merebut suara dari Gerindra dan PDIP.
"Paling tidak dia dekat dengan masyarakat Jawa Barat, harapannya, golkar elektabilitas dan suaranya naik," kata Ujang saat dihubungi Alinea.id, Kamis (19/1).
Kendati demikian, bagi Ujang, suskses tidaknya Golkar di Jabar maupun di Indonesia bukan karena Ridwan Kamil semata. Menurut dia, Golkar bisa merebut suara di Jabaratau bisa menjadi pemang Pemilu 2024 karena para calon anggota legislatif (caleg) dari Golkar lah yang bekerja mendatangi masyarakat.
"Tapi sekali lagi saya katakan, naiknya Golkar bukan karena faktor Ridwan Kamil, tetapi karena faktor caleg-calegnya yang berjuang mati-matian di dapil untuk memenangkan suara di Jawa Barat khususnya dan umumnya di Indonesia," kata Ujang.
Ujang mengatakan, kehadiran Ridwan Kamil tentu membawa efek positif untuk memenangkan Pemilu 2024. Namun, hal itu mengandaikan adanya kerja bersama seluruh kader Golkar, terutama para calegnya.
"Kalau Ridwan Kamil jalan tapi caleg-calegnya gak jalan di Jawa Barat dan gak jalan di seluruh Indonesia, ya suara Golkar juga pasti akan jeblok," tandas Ujang Kamaruddin.