Figur oposisi dinilai akan melekat dan menonjol kepada sosok Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Muhammad Rizieq Shihab jika pulang ke Indonesia.
"Jika HRS (Habib Rizieq Shihab) nanti benar pulang ke Indonesia, maka HRS bisa menjadi figur oposisi yang kuat di Indonesia, mengingat figur oposisi saat ini belum ada yang menonjol. Bukan menambah tetapi justru figur oposisi akan lebih mengerucut ke HRS," kata pakar intelijen dan terorisme Stainlaus Riyanta kepada wartawan, Kamis (5/11).
Dia memprediksi, iklim oposisi Indonesia akan mengerucut kepada ketokohan bila Habib Rizieq kembali ke Indonesia. "Pemerintah akan mempunyai mitra penyeimbang yang kuat," tuturnya.
Stainlaus menilai, Rizieq mempunyai basis massa setia dan militan. Hal itu ditunjukkan dengan sejumlah demo besar-besaran seperti aksi 212, dan 414.
"HRS mempunyai basis massa militan dan mampu menggalang massa, terutama untuk isu-isu agama. Dalam beberapa kali aksi besar seperti aksi 212 dan 411, terbukti HRS mampu menjadi tokoh sentral yang menggarakkan massa dalam jumlah besar," terangnya.
Rizieq tercatat berada di Arab Saudi sejak April 2017, setelah menghadapi sejumlah perkara hukum di Indonesia. Belakangan, Rizieq Shihab mengumumkan akan bertolak pulang ke Indonesia pada Senin (9/11) awal pekan depan.
"InsyaAllah kami sekeluarga akan terbang dari Kota Jedah menuju Jakarta langsung yaitu pada hari Senin tanggal 9 November 2020 jam 19.30 waktu Saudi," kata Rizieq, dalam pernyataannya yang disiarkan melalui akun YouTube Front TV, Rabu (4/11).
Bersama keluarganya, Rizieq akan pulang via Saudi Airlines dengan nomor penerbangan SV 816. Pesawat, dijadwalkan akan mendarat di Bandara Soekarno-Hatta pada Selasa (10/11).
Rencana kepulangan Rizieq ke tanah air sudah berulang kali mencuat di tengah publik beberapa tahun belakangan ini. Teranyar, Rizieq mengumumkan kepulangannya saat demonstrasi menolak UU Cipta Kerja di Jakarta Pusat, 13 Oktober 2020 lalu. FPI menyatakan, Rizieq bersiap untuk memimpin revolusi bila kembali ke Indonesia.