close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama jajaran petinggi DPP NasDem di NasDem Tower, Jakarta, Juli 2024. /Foto @official_nasdem
icon caption
Eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama jajaran petinggi DPP NasDem di NasDem Tower, Jakarta, Juli 2024. /Foto @official_nasdem
Politik - Koalisi Parpol
Senin, 29 Juli 2024 12:00

Ruwetnya peta koalisi Pilgub DKI: Bakal ada poros ketiga?

PKS berkukuh menduetkan Anies dengan Sohibul Iman. PKB sepakat pendamping Anies dari PDI-P.
swipe

Peta koalisi parpol di Pigub DKI Jakarta kian mengerucut. Awal pekan lalu, Partai NasDem resmi menyatakan dukungan untuk mengusung Anies Baswedan sebagai kandidat Gubernur DKI. Anies sebelumnya sudah mengantongi dukungan dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). 

Selain ketiga parpol itu, Anies juga diminati PDI-Perjuangan. Ketua DPP PDI-P Puan Maharani mengatakan peluang parpolnya mendukung Anies di atas 50%. Namun, ia juga tak memungkiri adanya wacana PDI-P mengusung calon sendiri. 

“Kan waktunya masih panjang, sampai bulan akhir bulan Agustus nanti. Jadi, masih banyak waktu bagi kita untuk melihat perkembangan yang ada dan dinamika politik yang masih berkembang,” ujar Puan kepada wartawan di Jakarta, Kamis (25/7) lalu. 

Potensi lahirnya poros ketiga yang diinisiasi PDI-P menguat di Pilgub DKI lantaran PDI-P punya Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Berbasis hasil survei sejumlah lembaga, mantan Gubernur Jakarta itu punya elektabilitas cukup tinggi di Pilgub DKI. 

Survei dari Indikator Politik Indonesia yang dirilis beberapa hari lalu menunjukkan Anies sebagai kandidat dengan tingkat keterpilihan  tertinggi. Anies mengantongi 39,7%, dibuntuti Ahok (23,8%) dan eks Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil (13,1%). 

Ketiga nama itu masih muncul dengan urutan serupa pada survei Litbang Kompas. Anies mendapatkan 29,8% sedangkan Ahok meraup 20%. Ridwan Kamil alias RK hanya mengoleksi 8,5%. Berbeda, survei Katadata Insight Center (KIC) mengunggulkan Ahok dengan elektabilitas 33,2%, diekor Anies (25,4%) dan RK (20%).

Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani mengaku Gerindra dan Koalisi Indonesia Maju (KIM) sudah menyepakati nama-nama kandidat untuk diusung di Pilgub DKI dan Pilgub Jabar. Ia mengaku tak gentar jika harus menghadapi Anies di ibu kota. 

"Pokoknya nanti mengejutkan. Dua-duanya (kandidat di Pilgub DKI dan Jabar) mengejutkan," kata Muzani kepada wartawan di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (22/7). 

KIM ialah koalisi pengusung pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024. Selain Gerindra, KIM beranggotakan Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrat, dan sejumlah parpol nonparlemen. 

Direktur Kajian Politik Nasional (KPN), Adib Miftahul menilai, siapa pun sosoknya, kandidat yang disiapkan KIM bakal sulit menggoyang dominasi Anies di Pilgub DKI Jakarta. Apalagi jika Anies juga mengantongi dukungan dari PDI-P. 

“Ini bukan soal mampu atau tidak mampu (melawan Anies), tapi formulanya sedang diracik. Anies masih sangat kuat,” kata Adib kepada Alinea.id, Kamis (25/7).

Menurut Adib, KIM saat ini sedang berada dalam posisi dilematis. Pasalnya, hanya RK yang punya elektabilitas cukup tinggi di Pilgub DKI. Namun, Golkar sepertinya bakal lebih memilih menerjunkan RK di Pilgub Jabar. 

“Karena RK jauh lebih besar menangnya di Jawa Barat, kalau di Jakarta ya, belum tentu. Itu tergantung pilihan wakilnya. Di atas kertas saja, Anies hampir tidak kalah,” jelas Adib. 

Pengamat politik dari Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin memandang peta koalisi parpol di Pilgub DKI masih dinamis. Kekuatan politik Anies masih bisa digerus dengan menggembosi koalisi parpol. 

Ia mencontohkan peluang terbentuknya poros baru jika PKS berkukuh mengawinkan Anies dengan kadernya, Sohibul Iman. Mengantongi 14 kursi, PDI-P bisa saja menolak bergabung dalam koalisi pengusung Anies jika tak diberi jatah wakil gubernur. 

“Kalau, misalkan PDI-P minta jatah wakil gubernur (dan diterima), baru bisa ketemu (Anies didukung PDI-P),” kata Ujang kepada Alinea.id

Sebelumnya, Ketua DPP PDI-P Ahmad Basarah mengklaim PKB sudah setuju memberikan jatah cawagub ke PDI-P jika PDI-P bergabung dalam koalisi pengusung Anies. Di lain sisi, PKS berkukuh menduetkan Anies dengan Sohibul. PKS bahkan sudah mulai memviralkan pasangan AMAN untuk menyebut duet Anies dan Sohibul itu. 

"PKS mau melowongkan posisi calon wakil gubernur untuk PDI-Perjuangan jika ingin mendapatkan dukungan dari mereka," ujar Ujang. 

Butuh minimal 22 kursi untuk bisa mencalonkan kandidat di Pilgub DKI. Itu artinya PDI-P tak bisa mengusung kandidat sendiri. Jika KIM solid dan parpol pengusung Anies tak berubah, praktis hanya tersisa Perindo dan PPP. Kedua parpol itu hanya mengantongi satu kursi di DPRD DKI. 


 

img
Immanuel Christian
Reporter
img
Christian D Simbolon
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan