close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Bakal calon presiden Prabowo Subianto bersama bakal calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka. /Foto Instagram @prabowo
icon caption
Bakal calon presiden Prabowo Subianto bersama bakal calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka. /Foto Instagram @prabowo
Politik
Senin, 06 November 2023 17:29

Saat Gibran jadi beban bagi Prabowo...

Pada skema head to head, selisih elektabilitas antara Prabowo dan Ganjar terus menipis.
swipe

Dengan status sebagai putra Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka diharapkan bakal mendongkrak elektabilitas Prabowo Subianto di Pilpres 2024. Gibran setidaknya diharapkan mampu menarik sebagian pemilih yang puas dengan kinerja Jokowi sebagai presiden. Di berbagai survei, tingkat kepuasan terhadap Jokowi rata-rata di atas 70%.

Namun, survei teranyar Charta Politika menemukan hal sebaliknya. Gibran justru terkesan jadi beban bagi Prabowo. Dalam skema tiga calon, elektabilitas mantan Danjen Kopassus itu hanya naik tipis menjadi 35,3% dari sebelumnya 35,2%. Dalam sigi itu, Ganjar Pranowo unggul dengan 36,9%. Elektabilitas Anies Baswedan paling bontot dengan raihan 24,3%. 

"Kita bisa berspekulasi dan membuat hipotesa bahwa masukya nama Mas Gibran sebagai cawapres malah menjadi liabilities (kelemahan), bukan menjadi aset," kata Direktur Eksekutif Yunarto Wijaya saat merilis hasil survei di Jakarta, Senin (6/11). 

Dalam skema head to head, dengan asumsi Anies tersingkir di putaran pertama, Prabowo masih unggul ketimbang Ganjar. Namun, keunggulan itu menipis. Elektabilitas Prabowo turun menjadi 44,4% setelah resmi menggandeng Gibran. Tingkat keterpilihan Ganjar sebesar 40,8%. Dalam sigi sebelumnya, elektabilitas Prabowo sebesar 49,4 persen, sedangkan Ganjar hanya 39,6%.

"Selisihnya menipis menjadi 3,6%. Meskipun Mas Gibran dengan pede mengatakan, 'Tenang Pak Prabowo, saya ada di sini.' Tapi, ternyata kalau kita baca secara elektoral, secara statistik, secara kuantitatif, (Gibran) malah menjadi beban buat Pak Prabowo," kata Yunarto. 

Survei Charta Politika digelar pada periode 26–31 Oktober 2023 dengan melibatkan 2.400 responden yang tersebar di 38 provinsi. Metode yang dipakai multistage random sampling dengan teknik wawancara tatap muka. Tingkat kepercayaan survei sebesar 95% dengan batas galat sekitar 2%.

Ketika dipasangkan, Ganjar-Mahfud unggul dengan 36,8%, diekor Prabowo-Gibran dengan elektabilitas 34,7%, dan pasangan Anies Baswedan–Muhaimin Iskandar dengan elektabilitas 24,3%. 

Kehadiran Gibran, menurut Yunarto, juga membuat pemilih Anies yang sebelumnya diasumsikan bakal merapat ke Prabowo pada putaran kedua mulai meragu. Sebagian kecil pemilih Anies bahkan membuka peluang membelot ke Ganjar jika Anies tersingkir. 

Yunarto menjelaskan fenomena itu terjadi lantaran banyak pemilih Anies kecewa dengan keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memberikan karpet merah untuk Gibran maju menjadi cawapres.

"Penurunan cukup tajam terhadap Pak Prabowo itu terjadi ketika simulasi dua nama. Artinya, berbicara mengenai potensi putaran kedua, pemilih Pak Anies yang tadinya myaoritas memilih Pak Prabowo mulai ragu. Sebagian ke Mas Ganjar tidak banyak. Tetapi, lebih banyak ke undecided voters," ujar Yunarto.

Gibran mendadak memenuhi syarat sebagai cawapres setelah MK mengeluarkan putusan nomor 90/PUU-XXI/2023 yang merevisi aturan mengenai syarat usia bagi capres dan cawapres dalam UU Pemilu. 

Tak lagi harus berusia 40 tahun, MK membolehkan kepala daerah yang dipilih lewat pemilu untuk mencalonkan diri. Saat putusan itu diketok oleh Ketua MK Anwar Usman, Oktober lalu, Gibran genap berusia 36 tahun. Anwar saat ini berstatus sebagai besan Jokowi atau paman Gibran. 

Pakar komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing menilai skandal MK bakal menguntungkan pasangan Ganjar-Mahfud. Ia memprediksi pasangan tersebut bakal mendapat limpahan suara dari kaum pro-demokrasi yang menolak dinasti politik Jokowi. 

"Saya kira fenomena di ruang publik memang menguat mendukung Ganjar dan Mahfud karena memang bahwa pencalonan Gibran sebagai cawapresnya Prabowo itu tidak patut," kata Emrus kepada Alinea.id.

Emrus berkata bila Ganjar-Mahfud bahkan bisa mendapat simpati rakyat lebih besar lagi bila piawai membangun narasi demokrasi versus anti-demokrasi. Ganjar-Mahfud tentunya di posisi yang pro-demokrasi. "Teman- teman gerakan  pro-demokrasi ini perlu didukung rakyat. Sehingga sebisa mungkin jangan elitis," kata Emrus.

 

img
Kudus Purnomo Wahidin
Reporter
img
Afrizal Kurnia
Reporter
img
Christian D Simbolon
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan