close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Calon Wali Kota Tangerang Faldo Maldini (kaus putih) menyaksikan laga Persikota vs Bekasi FC di Stadion Benteng Reborn, Tangerang, Banten, September 2024. /Foto Instagram @faldomaldini
icon caption
Calon Wali Kota Tangerang Faldo Maldini (kaus putih) menyaksikan laga Persikota vs Bekasi FC di Stadion Benteng Reborn, Tangerang, Banten, September 2024. /Foto Instagram @faldomaldini
Politik
Selasa, 17 September 2024 12:00

Pilwalkot Tangerang: Saat Sacrudin dan Faldo "pedekate" ke suporter Persikota

Faldo dan Sacrudin terlihat ngebet menggaet simpati suporter Persikota.
swipe

Para kandidat Wali Kota Tangerang mulai tebar pesona untuk memikat pemilih menjelang Pilwalkot Tangerang 2024, tak terkecuali pada kalangan pendukung klub sepak bola Persikota Tangerang. Kompetisi untuk menggaet Benteng Mania alias Betmen--sebutan untuk suporter Persikota--terutama sengit di antara Sachrudin dan Faldo Maldini. 

Faldo, misalnya, sudah beberapa kali hadir di Stadion Benteng, markas Persikota, untuk menonton laga Persikota melawan sejumlah klub. Minggu (8/9) lalu, politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu terekam menonton laga Persikota versus Bekasi FC. 

Faldo juga hadir di Stadion Bentang saat Persikota Tangerang menghadapi PSMS Medan, Sabtu (14/9). Namun, Faldo dilarang masuk untuk menonton di tribun reguler oleh seorang oknum suporter. Sang oknum mengaku diperintah Ketua Betmen. 

Tak ingin berpolemik, Faldo akhirnya tak jadi menonton di dalam stadion. Ia memilih menonton laga via livestreaming dan berbaur bersama para pedagang yang berjualan di sekitar stadion. 

"Untuk saya, dalam alam demokrasi, ekspresi menyukai, tidak menyukai, menerima dan menolak itu biasa. Saya sebagai pecinta sepak bola sangat menghargai itu," ujar Faldo. 

Cara lain untuk mendekati suporter dilakoni Sachrudin. Eks Wakil Wali Kota Tangerang itu kedapatan mengundang para suporter Persikota untuk nonton bareng laga Indonesia vs Australia di kediamannya, Selasa (10/9). Ia membagikan bola kepada warga yang ikut acara nonton bareng. 

Di Pilwalkot Tangerang, Faldo berduet dengan Mohammad Fadhlin Akbar, sedangkan Sachrudin berpasangan dengan Maryono Hasan. Pasangan lainnya ialah Ahmad Amarullah-Muhammad Bonnie Mufidjar. Namun, pasangan itu tak terlihat bermanuver mendekati suporter Persikota.

Direktur Eksekutif Citra Institute Yusak Farhan menganggap wajar jika suporter sepak bola diperebutkan dalam kontestasi pilkada, termasuk di Pilwalkot Tangerang. Pendukung sepak bola yang militan tergolong efekfif untuk dimobilisasi. 

"Suporter bola itu menjadi seksi karena dia punya jumlah massa yang besar. Ini bisa sangat membantu dalam kampanye," ucap Yusak kepada Alinea.id, Senin (16/9).

Yusak menilai Sachrudin lebih berpeluang mendapat dukungan dari suporter Persikota Tangerang. Selain mewakili petahana, Sachrudin juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Kota PSSI Tangerang. 

"Kalau Sachrudin itu dia dikenal oleh akar rumput di Tangerang karena (pernah menjabat) Wakil Wali Kota Tangerang, sementara Faldo dianggap orang baru yang ingin mendompleng saja pada musim Pilkada Tangerang ini," ucap Yusak.

Meski begitu, Yusak menilai suporter Persikota bukan satu-satunya variabel penentu kemenangan. Di Tangerang, masih banyak segmen pemilih lainnya yang lebih menentukan, seperti kelas pekerja dan suara kalangan usia muda.

"Jadi suara suporter bola itu memang banyak. Tapi, kalau di Tangerang itu bukan faktor kunci kemenangan," jelas Yusak.

Analis politik dari Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) Ahmad Chumaedy mengatakan ada keterkaitan erat antara sepak bola dan politik. Pada kompetisi elektoral, fans sepak bola terutama efekfif jika digunakan dalam konteks mobilisasi massa, ekspresi identitas, dan pengaruh sosial. 

Dalam konteks mobilisasi massa, kelompok suporter bola cenderung memiliki jumlah anggota yang besar dan fanatik. Jumlah anggota yang besar itu bisa sangat membantu para kandidat untuk kampanye dan mendukung isu-isu sosial tertentu. 

"Berikutnya konteks ekspresi identitas dan Ideologi. Suporter bola sering menggunakan simbolisme dan identitas klub mereka sebagai cerminan dari ideologi politik atau sosial," ucap pria yang akrab disapa Memed kepada Alinea.id, Senin (16/9).

Dalam bingkai populisme dan politik identitas, menurut Memed, kaum politisi juga sering kali mencoba menarik perhatian suporter bola dengan menggunakan retorika populis atau memanfaatkan sentimen identitas klub sebagai cara untuk menciptakan keterikatan emosional dengan pemilih. 

"Efektivitas ini sangat bergantung pada kemampuan suporter dan politisi untuk memanfaatkan hubungan emosional dan solidaritas komunitas mereka. Jakmania, Bobotoh, Aremania, dan Bonek, misalnya. Memanfaatkan mereka itu sangat efektif untuk mendulang suara," jelasnya. 

Khusus untuk Pilwalkot Tangerang, Memed sepakat Sachrudin lebih berpeluang mendapat dukungan suporter Persikota. Sebagai Ketua Askot PSSI Tangerang, Sachrudin turut berkontribusi membawa Persikota juara group di Liga 3. 

"Prestasi ini yang, menurut saya, menguatkan impian Persikota ke jenjang yang lebih baik lagi," ucap Memed.

 

img
Kudus Purnomo Wahidin
Reporter
img
Christian D Simbolon
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan