Bagi mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta tersebut, isu utama yang harus disoroti adalah persoalan ekonomi yang tengah dihadapi bangsa dibandingkan dengan penyebaran hoax Ratna Sarumpaet.
"Kita kembali kembali isu utama, jangan kita terkecoh dengan kegiatan yang mengalihkan isu utama kita yaitu isu ekonomi, bagaimana keadaan ekonomi kita sekarang," kata Sandiaga di Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (4/10).
Saat ribut-ribut soal kasus hoax yang dilakukan oleh Ratna Sarumpaet, semua mata tertuju ke sana, sementara pada Rabu (3/10) itu nilai tukar rupiah sudah melampaui angka Rp15.000 per dollar AS.
"Kita lupa dollar AS tembus Rp15.000, terus ada beberapa dorongan untuk menaikan harga bahan bakar minyak karena sudah tidak suistanable tidak bisa ditahan harga bahan bakar minyak," kata Cawapres pasangan Capres Prabowo Subianto ini.
Sementara itu, masyarakat sudah mengeluh karena biaya hidup semakin berat, anggaran negara semakin berat dan tidak terlihat adanya penghematan yang dilakukan pemerintah.
Apalagi dalam keadaan negara sekarang sering ada bencana seperti ini, perlunya fiskal yang bisa digunakan masyarakat di Lombok dan Sulawesi Tengah.
"Nanti ada juga tuntutan apabila ada bencana di daerah lain, agar pemerintah bergerak cepat," kata Sandiaga.
Saat ini juga, harusnya menjaga, melindungi lapangan kerja jangan sampai ada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), saling menjaga agar kebutuhan bahan pokok tidak naik dan harga listrik tidak naik, katanya.
Sebelumnya, Sandi meminta aparat kepolisian menyelidiki dugaan penganiayaan yang dialami oleh Ratna Sarumpaet. Pernyataan itu diungkapkan sebelum Ratna mengakui bahwa penganiayaan itu adalah dusta.
Belakangan, Sandi berencana melaporkan Ratna ke polisi lantaran telah berbohong. Sandi bersama tim dari koalisi Indonesia Adil Makmur akan melaporkan Ratna Sarumpaet yang merupakan mantan anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi tersebut. (Ant).