Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan sejumlah keberhasilan pemerintah, saat dirinya menjabat sebagai presiden. Hal itu dia utarakan dalam peringatan hari ulang tahun Partai Demokrat ke-17 yang diselenggarakan di The Jakarta Theater.
SBY juga menceritakan pengalamannya saat berkeliling ke sejumlah tempat di tanah air. Dia mengaku bertemu sejumlah warga yang mengucapkan terima kasih, karena terbantu oleh program di masa pemerintahannya.
"Alhamdulillah, ternyata rakyat masih mengingat apa yang saya alami, dan apa yang dilakukan oleh pemerintahan SBY bersama Partai Demokrat selama 10 tahun dulu," kata SBY, Senin (17/9).
Menurut SBY, Indonesia berada dalam kondisi yang tidak mudah saat masa kepemimpinannya. Saat menjabat sebagai presiden pada 2004, Indonesia, kata SBY, belum pulih dari krisis 1998. Saat itu merupakan masa transisi baik di bidang politik, ekonomi, hukum, maupun keamanan.
Meski demikian, SBY mengisyarakatkan dirinya berhasil melewati masa-masa sulit tersebut. Bahkan di masa pemerintahannya, Indonesia berhasil meraih sejumlah pencapaian.
"Sebagai contoh, selama 10 tahun ekonomi kita tumbuh rata-rata 6% kemudian pengangguran turun dari 9,9% menjadi 5,7%. Kemiskinan juga turun dari 16,7% menjadi 10,96%," katanya.
SBY juga menyebut, pendapatan perkapita masyarakat naik lebih dari 3 kali lipat, dari Rp10,55 juta menjadi Rp36,5 juta. Hal ini, dinilai SBY menjadi bukti bahwa kehidupan rakyat semakin sejahtera.
Dalam pidato yang berlangsung lebih kurang 45 menit tersebut, SBY juga menyinggung ihwal pemberantasan korupsi. SBY mengklaim, pemerintahannya berhasil melakukan pemberantasan korupsi secara agresif dan tidak tebang pilih.
"Di bidang hukum dan keadilan, kita melakukan penegakan hukum termasuk pemberantasan korupsi yang agresif dan tidak tebang pilih," sambungnya.
SBY juga menyinggung kondisi perekonomian yang saat ini dianggapnya menurun ketimbang di masa kepemimpinannya, terutama terkait kondisi masyarakat kelas bawah.
Dia mengaku mendengar keluhan ibu-ibu atas kenaikan harga bahan pokok, dan kecemasan para anak muda atas kepastian lapangan kerja mereka. Dia juga menyebut ada ketakutan di masyarakat untuk menyampaikan ekspresinya di ruang publik.
"Hal-hal inilah yang merupakan elemen ketidakpuasan masyarakat, seperti ketika saya bertemu dan berdialog dengan rakyat. Namun, Partai Demokrat juga harus jujur, bahwa sebagian masyarakat puas dengan sejumlah hal, yang tentunya ini merupakan capaian pemerintah yang harus kami berikan apresiasi," kata SBY menjelaskan.
Menghadapi kontestasi politik 2019 yang mungkin memanas, SBY mengatakan semua pihak harus mengedepankan sikap politik yang beradab. Hal ini dinilai penting agar tak terjadi gesekan di masyarakat.
"Demokrasi yang tertib, tidak anarkis dan taat pada pranata hukum. Politik juga civilized, jika semua menghormati sistem pergantian kepemimpinan politik, termasuk Presiden, dan tak ada gerakan untuk menjatuhkan Presiden di tengah jalan secara inskontitusional," katanya.