close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Presiden ke-6 RI sekaligus Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berpidato refleksi pergantian tahun bertajuk
icon caption
Presiden ke-6 RI sekaligus Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berpidato refleksi pergantian tahun bertajuk "Indonesia Tahun 2020, Peluang, Tantangan, dan Harapan", di Jakarta Convention Center, Senayan, Ja
Politik
Kamis, 12 Desember 2019 06:12

SBY puji strategi ekonomi Jokowi

Pertumbuhan ekonomi sebesar 5% di bawah pemerintahan Joko Widodo dinilai tidak buruk saat ekonomi global melambat.
swipe

Presiden ke-6 RI sekaligus Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan sepakat dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa pertumbuhan ekonomi 5% bukan sesuatu yang buruk.

"Demokrat sepakat dengan Presiden Jokowi bahwa angka pertumbuhan pada tingkat 5% bukanlah sesuatu yang buruk," kata SBY dalam pidato refleksi pergantian tahun bertajuk Indonesia Tahun 2020, Peluang, Tantangan, dan Harapan, di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Rabu (11/12) malam.

SBY mengatakan angka itu tidak buruk terutama jika dikaitkan dengan situasi perekonomian global saat ini. Yang penting, kata dia, sasaran pertumbuhan ekonomi yang telah ditetapkan untuk tahun 2020 sebesar 5,3% dapat dicapai.

Namun demikian, menurut dia, jika ekonomi tumbuh rendah, misalnya di bawah 6%, maka lapangan pekerjaan baru sulit didapat, penghasilan dan daya beli rakyat sulit ditingkatkan serta angka kemiskinan juga tak mudah untuk diturunkan.

Oleh karena itu, SBY menyarankan dalam jangka pendek dan menengah, dua langkah besar perlu dilakukan.

Pertama, investasi dunia usaha harus ditingkatkan, sementara usaha swasta, dan bukan hanya BUMN, harus mendapat peluang bisnis yang lebih besar.

"Oleh karena itu, Demokrat mendukung penuh upaya pemerintah untuk meningkatkan investasi kita," katanya.

Kedua, pembelanjaan konsumen juga harus dijaga dan kalau bisa ditingkatkan, baik belanja pemerintah maupun konsumsi rumah tangga.

Dia menekankan di tengah lesunya daya beli golongan menengah ke bawah, ada dua prioritas yang penting direalisasikan yakni penciptaan lapangan kerja baru serta memastikan agar anggaran perlindungan sosial, termasuk subsidi bagi kaum tidak mampu, jumlahnya memadai.

Demokrat juga berharap belanja pemerintah sungguh dapat menyumbang pertumbuhan ekonomi yang nyata.

Sementara itu untuk jangka panjang, pemerintah dinilai perlu melakukan segala upaya untuk meningkatkan pertumbuhan.

Partai Demokrat melihat ada peluang peningkatan sumbangan sektor industri pada pertumbuhan terutama melalui industri manufaktur yang berbasiskan pertanian dan sumber daya mineral. Selain itu juga dari sektor perdagangan, konstruksi, dan kepariwisataan.

Demokrat juga menyambut baik tekad Presiden Jokowi, agar Indonesia bisa keluar dari jebakan penghasilan menengah pada tahun 2045.

"Di sinilah perlunya kita memiliki pertumbuhan yang tinggi," katanya.

SBY mengatakan pengalaman menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi 6% setahun, akan membuat pendapatan perkapita naik dua kali lipat dalam 10 tahun.

"Insyaallah Indonesia bisa. Kita punya success story, dalam waktu 10 tahun, 2004-2014, income per kapita kita naik tiga kali lipat lebih, dari US$1.100 menjadi US$3.500," kata SBY.

img
Marselinus Gual
Reporter
img
Sukirno
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan