Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Mohammad Romahurmuziy membocorkan sejumlah nama yang potensial maju menjadi calon Ketua Umum (caketum) PPP. Selain dari internal kader, PPP juga membuka pintu untuk tokoh eksternal masuk dan berkompetisi dalam perebutan kursi orang nomor satu di PPP
Dari internal, Rommy--sapaan akrab Romahurmuziy, menyebut nama pengusaha Sandiaga Uno dan Wakil Gubernur Jawa Tengah terpilih yang juga kader PPP, Taj Yasin Maimoen. Dari eksternal, ada nama Saifullah Yusuf atau Gus Ipul dan mantan Kepala Staf Angkatan Darat Dudung Abdurachman.
"Kami membuka diri terhadap siapa pun dengan membuka pihak eksternal untuk menjadi ketua umum," kata Romy kepada wartawan usai pembukaan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PPP di Ancol, Jakarta Utara, Jumat (13/12).
Menurut Rommy, PPP tak akan mempersoalkan para kandidat eksternal yang melamar jadi calon Ketum PPP. Persoalan administratif bisa diselesaikan dengan merevisi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) PPP.
"Yang terpenting para tokoh ini dapat memajukan dan mengangkat kembali PPP," ujar mantan Ketum PPP itu.
Saat ini, PPP dipimpin Mardiono selaku pelaksana tugas Ketum PPP. Sebelumnya, PPP dipimpin oleh Suharso Monoarfa. Jika tidak ada aral melintang, muktamar untuk memilih ketum baru bakal digelar PPP pada akhir April atau awal Mei 2025.
Analis politik dari Universitas Indonesia (UI) Cecep Hidayat menilai PPP membuka pintu untuk orang luar lantaran kewajiban untuk lolos ke parlemen pada Pemilu 2029. Namun, tak sembarang calon yang dilamar untuk jadi Ketum PPP.
"Oleh karena itu, muncul nama Gus Ipul yang saat ini ada di kabinet Prabowo- Gibran atau Dudung Abdurachman. Mereka ini lagi cari cara biar bisa lolos 2029, makanya ada orang luar yang coba diajak masuk," kata Cecep kepada Alinea.id, Minggu (15/12).
Namun demikian, Cecep menilai sosok Sandiaga Uno yang paling berpeluang meraih kursi Ketua Umum PPP. Selain populer, Sandi punya kekuatan finansial yang memadai untuk menggerakkan mesin partai.
"Jika memang PPP lemah dari sisi finansial untuk sampai ke Pemilu 2029, maka Sandiaga yang tepat jadi ketua umum," kata Cecep.
Calon kuat lainnya, kata Cecep, adalah Gus Ipul. Selain menjabat menteri, Gus Ipul saat ini juga memegang jabatan Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Gus Ipul punya akses ke kekuasaan dan jejaring politik di kalangan Nahdliyyin.
Dua nama lainnya, Taj Yasin dan Dudung, menurut Cecep, belum cukup mengorbit di belantika politik nasional. "Jika diadu punya potensi kalah dari Sandiaga Uno dan Gus Ipul," terang Cecep.
Lebih jauh, Cecep menilai munculnya calon dari eksternal dalam perebutan kursi Ketum PPP mengindikasikan mangkraknya kaderisasi calon pemimpin di partai berlambang kakbah itu. Setelah era Reformasi, tak banyak tokoh nasional yang muncul dari PPP.
"Terakhir mungkin Rommy, tapi tidak banyak kader yang mumpuni. Oleh karena itu, munculnya orang luar ini tanda kaderisasi tidak berjalan baik," kata Cecep.
Analis politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Kholidul Adib menilai saat ini PPP memerlukan pemimpin yang mampu membangkitkan kepercayaan diri para kader supaya bisa kembali lolos parlemen pada Pemilu 2029. Selain karismatik, calon Ketum PPP juga harus punya logistik yang besar.
"Sosok Gus Yasin sebagai putra KH Maemun Zubair sangat populer dan kharismatik, tapi ditengarai tidak punya modal logistik yang besar. Sandiaga dinilai punya modal besar, tapi secara kharisma tentu tidak sebesar Gus Yasin," kata Kholidul kepada Alinea.id, Senin (16/12).
Gus Ipul dan Dudung, menurut Kholidul, juga berpeluang diangkat menjadi Ketum PPP. Gus Ipul, kata dia, merupakan politikus ulang yang lincah berpolitik di segmen pemilih NU.
Keunggulan lainnya, saat ini Gus Ipul masuk dalam jajaran kabinet Prabowo-Gibran. Selain itu, Gus Ipul adalah darah biru PPP karena merupakan salah satu cicit KH Bisri Syansuri, tokoh PBNU yang dulu ikut mendirikan PPP.
"Jadi, Gus Ipul juga berpeluang untuk diusung sebagai Ketum PPP. Gus Ipul bisa berpeluang membawa barisan NU lebih besar untuk masuk ke PPP," jelas Kholidul.
Adapun Dudung yang berasal dari TNI bisa dipilih menjadi Ketum PPP jika strateginya adalah menjadikan PPP sebagai parpol terbuka."Sehingga membuat peluang untuk lolos parlemen terbuka," imbuh Kholidul.