Koalisi Indonesia Maju (KIM) hampir pasti mengusung eks Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (RK) sebagai kandidat gubernur di Pilgub DKI Jakarta 2024. Ketua harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengungkapkan KIM saat ini tinggal menggodok nama pendamping RK.
"Tunggu aja, ya. Mungkin waktunya tidak terlalu lama sudah bisa disampaikan ke publik. Ya, sehari dua hari," ujar Dasco kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (6/8) lalu.
Selain Gerindra, KIM beranggotakan Golkar, Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), dan sejumlah parpol nonparlemen. Menurut Dasco, tidak tertutup kemungkinan pendamping RK berasal dari parpol yang bukan anggota KIM.
Dikutip dari Kompas.id, salah satu politikus KIM mengungkapkan saat ini ada tiga nama yang hendak dicalonkan sebagai pendamping RK, yakni mantan istri Ahok, Veronica Tan, politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu, dan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep.
Sebelumnya, elite-elite KIM mewacanakan pembentukan KIM Plus. Tujuannya untuk menciptakan satu pasangan calon tunggal di DKI. KIM Plus terbentuk jika PKS, NasDem, atau Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) bisa diajak bergabung. Ketiga parpol itu sudah mendeklarasikan dukungan untuk Anies Baswedan.
Pengamat politik dari Citra Institute, Yusak Farchan menilai pencalonan RK sebagai gubernur DKI Jakarta membuat Babah Alun tersingkir dari bursa kandidat cawagub dari Golkar. Kemungkinan besar jatah cawagub diberikan kepada parpol di luar KIM.
“Karena kursi (cagub) sudah diambil Golkar, enggak mungkin (kandidat cawagub dari) Golkar lagi. Tersisa tiga nama," jelas Yusak kepada Alinea.id di Jakarta, Rabu (7/8).
Menurut Yusak, Verinoca tak punya peluang jadi cawagub. Jika cawagub dipilih dari PSI, maka Kaesang Pangarep yang paling potensial disepakati semua anggota KIM. Persoalannya, Kaesang tak merepresentasikan KIM plus.
"Kalau PSI berarti Kaesang. Itu pun kalau desainya KIM saja, bukan KIM plus. Misalnya, PKS dan Nasdem masuk (KIM), maka PKS masuk untuk meninggalkan Anies dengan mengusung cagub RK bersama Ahmad Syaikhu,” ujar Yusak.
Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad menilai ada tiga faktor utama yang mesti dipertimbangkan RK dalam memilih pendamping. Pertama, representasi partai. Dalam hal ini, pendamping RK harus mewakili gagasan KIM Plus.
“Ini penting untuk menjaga soliditas dukungan politik. Tokoh Gerindra atau PSI mungkin juga layak jadi pertimbangan, misalnya Kaesang Pangarep,” ujar Saidiman kepada Alinea.id, Senin (5/8).
Kedua, representasi sosiologis. Lawan potensial dan terberat RK di Jakarta adalah Anies. RK butuh melakukan penetrasi ke massa pendukung Anies dari kalangan Islamis. "Tokoh PKS, misalnya, bisa menjadi pertimbangan," imbuhnya.
Ketiga, lanjut Saidiman, ialah logistik alias pendanaan. Pertarungan politik di Jakarta biasanya akan berlangsung ketat dan butuh dana kampanye yang besar.
Untuk alasan itu, RK bisa memilih pendamping dari kalangan pengusaha. “Figur seperti Babah Alun atau Sandiaga Uno mungkin menarik dipertimbangkan untuk alasan itu,” jelas Saidiman.