Empat menteri Kabinet Merah Putih memutuskan bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN). Keempat menteri itu adalah Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi, Menteri Perdagangan Budi Santoso, dan Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq.
Bergabungnya empat anggota Kabinet Merah Putih itu diumumkan langsung oleh Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dalam acara bimbingan teknis dan workshop anggota legislatif PAN di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (19/12) lalu. "Menteri dan staf khusus di Kabinet Merah Putih (jadi) sembilan orang," kata Zulkifli.
Sebelumnya, sudah ada 5 kader yang duduk jadi menteri dan wakil menteri di kabinet pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran).
Selain Zulkifli selaku Menteri Koordinator Bidang Pangan, ada Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto, Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya Sugiarto, Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi, dan Utusan Khusus Presiden Bidang Pariwisata Zita Anjani.
Dengan tambahan empat menteri baru, PAN mendekati kuota menteri Golkar. Di luar posisi wamen dan utusan khusus, Golkar memperoleh jatah 8 kursi menteri di kabinet Merah Putih.
Sekjen Asosiasi Dosen Ilmu Pemerintahan Seluruh Indonesia (ADIPSI), Darmawan Purba menilai rekam jejak PAN sebagai pendukung Prabowo sejak Pilpres 2014 menjadi salah satu faktor yang membuat PAN mendapat jatah alokasi menteri yang besar dalam pemerintahan Prabowo-Gibran. Menurut dia, jajaran menteri PAN tidak akan diganggu-gugat meskipun Sakti Trenggono cs baru belakangan masuk PAN.
"Bergabungnya empat menteri Sakti Wahyu Trenggono, Dudy Purwagandhi, Budi Santoso, Hanif Faisol Nurofiq ke PAN tentu akan menjadi energi sosial politik yang besar. Melalui kebijakan-kebijakan yang berdampak pada langsung dan memberi manfaat ke masyarakat akan menjadi modal sosial bagi PAN melalui kader-kadernya yang menduduki jabatan menteri," kata Darmawan kepada Alinea.id, Senin (23/12).
Kehadiran Sakti dan kawan-kawan, menurut Darmawan, bisa berdampak positif terhadap tingkat elektabilitas PAN pada Pemilu 2029. Syaratnya, menteri-menteri PAN harus bersih dari korupsi dan mampu mengkapitalisasi program-program pemerintah menjadi amunisi untuk meningkatkan elektoral PAN.
"Elemen-elemen masyarakat penerima manfaat kebijakan di masing-masing kementerian akan menjadi potensi pendukung dan pemilih di periode pemilu selanjutnya," kata Darmawan.
Sebaliknya, empat menteri baru PAN di Kabinet Merah Putih bisa jadi bumerang yang mendegradasi elektabilitas PAN jika berkinerja buruk dan tersangkut kasus korupsi. "Ini justru akan melemahkan citra PAN," tutur Darmawan.
Sedikut berbeda, analis politik dari Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) Ahmad Chumaedy menilai masuknya empat menteri Kabinet Merah Putih ke PAN belum tentu menguntungkan. Ia menyoroti potensi lahirnya loyalitas ganda antara menteri berstatus sebagai politikus dan profesional.
"Karena dalih masuknya menteri kalangan professional merupakan bentuk ketakutan akan hilangnya jabatan, bukan kepentingan untuk menambah insentif elektoral partai tersebut," kata Memed, sapaan akrab Chumaedy, kepada Alinea.id, Senin (23/12).
Namun demikian, Memed sepakat PAN bisa mendapatkan limpahan elektoral jika kinerja menteri-menterinya dianggap bagus oleh publik. "Tetapi, jika masyarakat tidak melihat hubungan antara keberhasilan menteri dan PAN, dampak elektoralnya akan kecil," kata Memed.
Menteri-menteri PAN, lanjut dia, bisa menjelma menjadi faktor yang menurunnya elektoral jika pemerintahan Prabowo-Gibran dianggap buruk. "PAN akan dianggap ikut bertanggung jawab atas kegagalan atau kritik terhadap pemerintahan, terlepas dari siapa yang sebenarnya bertanggung jawab," kata dia.
Analis politik dari Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Djoni Gunanto sepakat masuknya empat menteri Kabinet Merah Putih ke PAN akan berdampak secara elektoral bagi PAN. Apalagi lagi jika empat menteri itu memiliki catatan kinerja positif di pemerintahan.
"Jika bekerja sungguh-sungguh memperjuangkan kepentingan rakyat, program-program pro rakyat, bersih dan tidak terlibat korupsi maka bisa meningkatkan elektabilitas PAN di 2029," kata Djoni kepada Alinea.id, Senin (23/12).
Djoni mengingatkan agar Zulkifli mengawasi kinerja menteri-menterinya di kabinet. Jangan sampai menteri PAN terangkut kasus korups. "Tinggal bagaimana PAN bekerja sepenuh hati meyakinkan publik agar pada (Pemilu) 2029, (PAN) menjadi pilihan masyarakat," imbuhnya.