Fenomena polarisasi masyarakat akibat perbedaan pilihan dalam pemilihan presiden (pilpres) dinilai tidak terjadi kembali pada 2024. Pangkalnya, sesuai hasil survei Saiful Murjadi Research and Consulting (SMRC), kecenderung seseorang memilih calon presiden (capres) tak berdasarkan ideologi tertentu.
"Polarisasi di tingkat elite tidak terjadi di tingkat massa. Pemilih Anies, pemilih Ganjar, dan pemilih Prabowo tidak terpolarisasi. Mereka memilih Prabowo, Ganjar, dan Anies bukan karena alasan ideologi, tapi faktor lain," tutur pendiri SMRC, Saiful Mujadi, dalam keterangannya, Kamis (16/3).
Menteri Pertahanan (Menhan), Prabowo Subianto; eks Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan; dan Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo; selalu masuk tiga besar sebagai capres 2024 dalam berbagai survei. Namun, belum ada satu pun yang resmi menjadi kandidat terdaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Saiful lantas memaparkan hasil survei SMRC periode November 2022. Hasilnya, tidak ada perbedaan signifikan antara pemilih Anies dan Ganjar ketika Pilpres 2024 hanya diikuti keduanya.
"Tidak terjadi polarisasi ideologis antara pemilih Anies dan pemilih Ganjar," ujarnya. Pun demikian ketika Anies berhadapan (head to head) dengan Prabowo atau Prabowo melawan Ganjar.
"Data ini menunjukkan bahwa sejauh ini, polarisasi hanya kekhawatiran kelompok tertentu saja," sambungnya.
Saiful melanjutkan, polarisasi umumnya muncul dalam bentuk persaingan di antara elite politik. Sekalipun lazim terjadi, dirinya mengingatkan hal tersebut perlu diwaspadai agar keterbelahan elite tidak merembet hingga bawah atau masyarakat.