Pengamat politik Jerry Massie menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) membohongi publik mengenai mobil Esemka. Sebab, mobil itu disebut bukan produksi dalam negeri, melainkan impor dalam bentuk competely built up (CBU) langsung dari China.
"Hampir lima kali Jokowi menyebut akan memproduksi mobil buatan anak negeri, tapi realitanya hanya sebuah kebohongan. Takutnya mucul lagi setelah Esemka mobil merek E-Ngibul," kata Jerry kepada Alinea.id, Senin (20/2).
Menurut Jerry, Jokowi sebaiknya belajar dari negara luar agar tidak dinilai melakukan pembohongan publik. Dia mencontohkan, Amerika misalnya, memiliki pabrik iPhone di China, namun tidak mengakuinya sebagai buatan dalam negeri.
Pengerjaan ponsel, kata dia, hanya melibatkan pekerja dari China, namun merek dan perangkat software bahkan hardware berasal dari Amerika.
Kemudian, mobil Avanza besutan Toyota yang dirakit di Thailand. Negeri gajah putih itu tak mengganti merek mobil, namun tetap logo Toyota.
"Tak usah gagah-gagahan Jokowi harus umumkan ke publik bahwa mobil ini muatan China dan sparepartnya pun dari China. Kecuali ban, cat dan rem barangkali dari Indonesia. Kalau tetap ngotot menyebut buatan dalam negeri saya mau tanya pabrikannya dimana? Sempat disebut Jokowi mobil Esemka buatan Indonesia tapi nyatanya impor, sungguh memalukan," tutur dia.
Menurut Jerry, Indonesia sebenarnya masih kalah dari negara Vietnam dalam hal produksi mobil dalam negeri. Vietnam, kata dia, telah memproduksi mobil sedan yang sempat dipromosikan di Inggris beberapa waktu lalu. Padahal, kata dia, Indonesia memiliki lembaga sekelas Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), termasuk banyaknya ahli otomotif dan lainnya.
"Tapi sayang kuta belum bisa menciptkan mobil buatan sendiri. Lebih baik era Soeharto ada mobnas Timor tapi tak dilanjutkan proses pembuatannya. Kita saja yang wah banget," ucap dia.
Sebelumnya, anggota Komisi VII DPR Mulyanto meminta Jokowi mengklarifikasi mengenai status pembuat mobil Esemka.
"Jokowi harusnya malu dengan beredarnya kabar ini. Ia perlu memberi penjelasan kepada publik agar tidak dicap sebagai pembohong," ujar Mulyanto kepada wartawan, Senin (20/2).
Selain meminta penjelasan Jokowi, Mulyanto juga mengusulkan Komisi VII DPR untuk meminta keterangan Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita dan produsen Esemka terkait masalah ini. Menurutnya, penetapan status produksi mobil Esemka ini sangat penting karena berdampak pada banyak hal. Salah satunya terkait rencana pemerintah memberikan subsidi pembelian kendaraan listrik.
"Bila mobil Esemka memang produksi dalam negeri maka kita angkat topi. Tapi kalau mobil Esemka ternyata bukan produksi dalam negeri sebagaimana diberitakan maka secara moral dan politik Jokowi harus bertanggungjawab. Karena ia yang pertama kali mengenalkan Esemka sebagai mobil buatan anak-anak SMK di Solo," katanya.