Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra, Nizar Zahro, mengatakan isi pidato Prabowo Subianto di acara World in 2019 Gala Dinner di Singapura merupakan peringatan yang ditujukan kepada semua pihak. Tak lupa, dirinya pun mengingatkan kepada penguasa saat ini agar melihat realita bahwa korupsi sudah berada pada titik nadir.
“Jangan ada yang merasa terpojokkan dengan pernyataan Prabowo. Itu sebagai ajakan untuk memperbaiki bangsa. Jangan karena saat ini berkuasa, lalu tidak mau melihat realita dan fakta saat ini. Justru Bapak Prabowo mau membantu Pemerintah dalam program pengentasan korupsi,” kata Nizar Zahro kepada Alinea.id di Jakarta pada Kamis, (29/11).
Nizar menjelaskan, pernyataan Prabowo Subianto tersebut perlu dimaknai sebagai peringatan bagi bangsa Indonesia. Menurutnya, jika perilaku koruptif tidak segera ditangkal maka akan berbahaya bagi Indonesia.
Berdasarkan data, daftar operasi tangkap tangan (OTT) kepala daerah sampai tahun 2018 sudah mencapai 104 orang. Jumlah tersebut, menurut Nizar, tidak bisa dianggap remeh. Belum lagi legislatif dan eksekutif. Bahkan lembaga yudikatif yang notabenenya sebagai penegak hukum juga banyak yang tersangkut kasus suap. Terakhir malah dari pengadilan negeri.
"Kenapa Bapak Prabowo sampai bilang stadium empat? karena korupsi sudah masuk di semua sektor dan elemen," ujarnya.
Terkait perilaku korupsi, Nizar menyebut, sikap tegas dan wibawa pemimpin juga ikut mempengaruhi, yang saat ini kerap dilakukan bawahannya, baik kepala daerah maupun lembaga lain. Karena itu, Nizar mengimbau perlu adanya pemimpin yang tegas dan mampu memberi pengaruh positif kepada pemerintah di segala sektor.
Lebih lanjut, Nizar mengatakan, pada prinsipnya Gerindra sangat mendukung langkah-langkah yang dapat memperkuat peranan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam melalukan upaya pemberantasan korupsi. Dia mengklaim, saat ada isu-isu revisi beberapa tahun lalu, Gerindra tegas menolak apabila ada pasal yang melemahkan KPK.
Dia berharap, jangan sampai adanya tudingan bahwa pidato yang disampaikan Prabowo justru mempermalukan bangsa. Sebab, disampaikan atau tidak oleh Prabowo, dunia bisa mengakses data korupsi masing-masing negara di dunia.
“Intinya Prabowo justru ingin mengajak publik termasuk dunia luar untuk bersama-sama memberantas korupsi,” ujarnya.
“Jangan malah ditanggapi dengan kesan seakan-akan mau mengadu bersih antar pendukung. Karena pidato Bapak Prabowo berlaku umum, tapi kebetulan saja saat ini yang berkuasa PDI-Perjuangan.”