Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, angkat bicara terkait seruan Presiden Joko Widodo untuk menghentikan politik kebohongan yang selama ini muncul menjelang Pilpres 2019. Seruan tersebut, kata Fadli, lebih tepat ditujukan kepada Presiden Jokowi sendiri.
Menurut Fadli, politik kebohongan yang dikatakan Jokowi merupakan bentuk kritik terhadap dirinya sendiri. Pasalnya, pihak pemerintah lah yang selama ini melakukan kebohongan. Banyak janji saat kampanye hingga kini belum ditepati.
“Saya kira dia sedang menyindir dirinya sendiri. Mungkin dalam rangka refleksi. Yang jelas, menurut saya yang banyak melakukan politik kebohongan itu siapa? Kebohongan adalah orang yang membuat janji-janji kemudian tidak ditepati, itu namanya politik kebohongan. Saya kira selama 4 tahun ini, banyak sekali janji-janji yang belum ditunaikan,” kata Fadli Zon di Senayan, Jakarta, pada Senin, (22/10).
Sementara itu, Wakil Majelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid, mengapresiasi instruksi Presiden Jokowi. Sebab, sudah sewajarnya seorang kepala negara memberikan teladan dalam berpolitik praktis.
"Secara visi saya menyambut baik pernyataan itu, sudah sewajarnya bila presiden yang jadi contoh terbaik tentang berpolitik kebohongan itu, supaya yang lain mengikuti. Saya sangat mendukung berpolitik yang penuh dengan etika,"tuturnya.
Lebih lanjut, Hidayat mengatakan, agar intruksi tersebut sedianya dijadikan bahan introspeksi bagi semua pihak, baik kubu Prabawo-Sandi maupun Jokowi-Maruf.
"Ini harusnya semua merasa tersindir dengan ini," paparnya.
Perlu diketahui, sebelumnya Jokowi mengingatkan kepada semua pihak terutama para elit politik untuk menghentikan politik yang penuh kebohongan. Ajakan tersebut disampaikan Jokowi di peringatan Hari Ulang Tahun Partai Golkar yang ke-54 di JiExpo, Kemayoran, Jakarta. Dalam pidatonya Jokowi menegaskan agar semua pihak dapat berpolitik secara santun dan membangun.