Dalam kunjungannya ke acara pembekalan calon anggota legislatif Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Presiden Joko Widodo angkat bicara mengenai sosok pemimpin. Menurut Jokowi, demikian orang nomor satu itu akrab disapa, pemimpin harus mempunyai ketegasan. Juga tak kalah penting tidak suka marah-marah.
Hal itulah yang ada pada diri Oesman Sapta Odang, Ketua Umum Partai Hanura, menurut penilaian Jokowi. Ia menyinggung di Indonesia adanya tokoh pemimpin yang tegas dan suka marah-marah sehingga pesan kepada rakyat justru tidak sampai.
“Karena kalau kita mendekati rakyat dengan marah-marah ya tujuan kita tidak tercapai. Saya berikan contoh Pak Oesman Sapta itu tegas tapi tidak pernah marah-marah,” kata Jokowi membuka acara pembekalan calon anggota legislatif dari Partai Hanura di kawasan Ancol Jakarta Utara.
Jokowi menjelaskan, menjelang tahun politik saat ini yang terpenting bagi para pemimpin adalah mendekati dan berkomunikasi serta mendengarkan aspirasi rakyat. Menurut Jokowi pendekatan terhadap rakyat dengan cara demikian amat penting. Itulah termasuk yang dilakukan oleh Oesman Sapta atau lebih dikenal OSO.
“Beliau memang jagonya, setiap kali mendengar sambutan Pak OSO saya selalu terkagum-kagum. Bukan saya saja kayaknya, tapi semuanya. Sambutan beliau selalu disambut tepuk tangan. Ketua Umum Hanura ini tegas. Dari sambutannya terlihat tegas,” kata Jokowi.
Jokowi berharap sikap tegas dan tidak marah-marah itu ada setiap saat pada siri OSO bukan hanya ketika bersama dirinya. Termasuk juga bagi pemimpin-pemimpin lainnya. Sebab, menurut Jokowi, masih ada pemimpin di Indonesia yang bersikap tegas, namun kerap marah-marah.
“Tapi saya tak tahu kalau pas tidak ada saya, bisa lebih tegas lagi atau jangan-jangan halus. Tapi saya yakin sama juga pasti tegas. Yang saya senang tegas tapi tak suka marah-marah, karena ada yang bilangnya tegas tapi suka marah-marah," katanya.
Jokowi menegaskan, Indonesia membutuhkan pemimpin yang tegas dalam bertindak, mau mendengar aspirasi atau suara rakyat. Kemudian berani dalam membuat kebijakan.
“Tapi tegas itu tidak sama dengan otoriter. Ini beda dan tolong dibedakan,” kata Jokowi. (Ant)