Rencana Badan Pemenangan Nasional (BPN) memindahkan markasnya ke wilayah Jawa Tengah, disinyalir sebagai bentuk totalitas menggerus dominasi PDI Perjuangan.
Hanya saja, semenjak reformasi Jateng selalu dipimpin oleh gubernur yang berasal dari PDI Perjuangan. Rentang 1998 hingga 2019 ini, gubernur Jateng masih berasal dari PDI-P.
Peneliti Politik Universitas Telkom Dedi Kurnia Syah melihat gelagat kubu Prabowo-Sandiaga, yang ingin memusatkan perhatian di basis pemilih fanatik Jokowi itu, tidak lazim dilakukan.
"Tentu strategi ini cukup berani. Sebenarnya tidak sia-sia, hanya saja penuh resiko. Strategi ini cukup masuk akal melihat latar Sandiaga yang memang pengusaha, terbiasa dengan resiko tinggi," katanya di Jakarta (11/12).
Hanya saja, seharusnya pusat kendali tim pemenangan tidak berdasarkan pertimbangan basis pemiih. Tetapi lebih pada kemudahan akses informasi, serta koordinasi antar stakeholder internal.
"Pusat kendali strategi pemenangan seharusnya soal geografis, bukan sosiologis dengan pertimbangan basis suara. Sehingga memilih Jateng sebagai markas utama, bukan hal bijak." terangnya.
Jateng tetap bisa diprioritaskan dalam kampanye tanpa harus memindahkan markas pemenangan. Tetapi jika ada hal lain yang hendak agendakan oleh Prabowo-Sandi, maka bisa menjadi peringatan bagi petahana untuk lebih bersiap menghadapi manuver koalisi Gerindra.
Dedi melihat ada dua hal penting terkait pemindahan posko Prabowo ke Jawa Tengah. Pertama, untuk membidik suara PDI Perjuangan.
Alasan kedua yaitu adanya upaya menjauh dari Jakarta agar kubu Prabowo-Sandi bebas bermanuver dalam senyap. "Jika pilihan kedua ini menjadi alasan, maka PDI Perjuangan harus waspada," katanya.
Meskipun demikian, ada baiknya Prabowo-Sandi menyasar basis pemilih di wilayah yang tidak didominasi kedua kubu. Untuk itu, Dedi membagi strategi pendekatan dengan dua cara, mengikat dan menarik. Dua hal tersebut adalah strategi klasik, tetapi ini potensial dengan kondisi kontestasi yang hanya ada dua kubu.
Mengikat merupakan teknik memupuk fanatisme loyalis agar semakin kuat tidak goyah. Sementara menarik, adalah upaya untuk memikat basis pemilih yang belum terpapar fanatisme terhadap salah satu kubu.
"Jika benar Prabowo-Sandi ingin memusatkan kampanye di Jateng, maka sangat disayangkan, karena dengan energi yang sama, mereka sangat mungkin memperoleh dukungan lebih besar dari daerah lain" tutupnya.