Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, menilai hasil survei litbang Kompas menunjukkan jika Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), merupakan sosok yang tepat menjadi cawapres mendampingi Anies Baswedan di Pilpres 2024.
"Bagi kami, hasil survei ini semakin menunjukkan kalau AHY memang sosok cawapres yang tepat untuk Anies," ujar Herzaky kepada wartawan, Jumat (28/10).
Hasil Survei Litbang Kompas untuk periode Oktober 2022 menyebutkan nama AHY masuk dalam lima besar sosok cawapres yang paling diminati masyarakat pada gelaran Pilpres 2024 mendatang. AHY memiliki nilai elektabilitas 6,6%.
Menurut Herzaky, elektabilitas AHY sebesar 6,6 % sebagai indikator kalau sosok AHY memang memiliki keterpilihan yang tinggi di masyarakat Indonesia. Meningat, putra sulung Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu bukan seorang pejabat publik.
"Posisi Ketum PD (Partai Demokrat), AHY, di urutan ke-5 dengan elektabilitas sebesar 6,6 persen ini terbilang tinggi. Satu-satunya sosok yang bukan pejabat publik. Bahkan, selisih dengan figur-figur di atasnya, relatif tipis," kata dia.
Herzaky menilai, ini menunjukkan harapan publik kepada Anies dan AHY sebagai pemimpin nasional berikutnya.
"Belum lagi jika mencermati simulasi pasangan calon di berbagai survei. Anies-AHY sejak pertengahan tahun lalu memiliki elektabilitas yang cenderung stabil dan unggul dibandingkan pasangan calon lainnya. Ini menunjukkan adanya harapan besar dari rakyat kepada Anies dan AHY untuk memimpin perubahan dan perbaikan di negeri ini," katanya.
Selain itu, Herzaky menyebut, AHY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat tentu punya kekuatan lebih karena dukungan kader di seluruh Indonesia. Hal itu tentu akan mudah untuk memenangkan Pilpres 2024.
"Belum lagi jika kita berbicara mengenai posisi AHY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. Memiliki mesin partai yang terbukti efektif hingga ke pelosok nusantara, di 34 provinsi, 514 kabupaten/kota, 83 ribu desa dan kelurahan, dengan hampir dua ribu anggota dewan se-Indonesia, yang bisa menjadi kunci dalam pemenangan Pilpres 2024," ucapnya.
Berbincang dengan Alinea.id, pengamat politik Ujang Komarudin sebelumnya menyebut lebih rasional jika Anies justru memilih sosok dari luar koalisi Partai Nasdem, Demokrat dan PKS. Menurutnya, meski relatif kuat secara elektabilitas, AHY tidak memiliki daya tawar yang kuat mendongkrak kemenenangan Anies.
Dalihnya, AHY belum mempunyai pengalaman di pemerintahan dan pernah memiliki riwayat kekalahan di Pilkada DKI Jakarta.
"Cuma minusnya kan AHY gak punya pengalaman dan di pilkada pernah kalah. Ini juga jadi persoalan. Kalau Anies-Aher, ini lebih jauh karena Aher sama sekali elektabilitasnya belum ada," ucap Ujang, Kamis (27/10).