Mayoritas publik atau menilai penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia sangat baik dan baik berdasarkan survei nasional terbaru Charta Politika periode Juli 2021. Kendati demikian, survei itu juga menyebutkan ada penilaian buruk dari responden hampir mendekati 50%.
"Sebanyak 51.4% responden menilai penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia sangat baik dan baik, berada di atas yang menyatakan buruk dan sangat buruk atau 45.6%," kata Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya dalam rilis survei secara daring, Kamis (12/8).
Ia merinci, sebanyak 3,5% menilai penanganan pandemi sangat baik, baik 47,9%, buruk 39%, sangat buruk 5,8% dan tidak tahu atau tidak menjawab sebanyak 3,1%.
Dari sisi tingkat kepercayaan data Covid-19 dari pemerintah, sebanyak 53,1% responden menyatakan percaya dengan data yang dirilis oleh pemerintah terkait Covid-19 dan sebanyak 43.3% lainnya menyatakan tidak percaya.
Charta juga menyurvei terkait dampak Covid-19 yang paling dirasakan. Hasilnya mayoritas responden menyatakan pandemi menyebabkan berkurangnya penghasilan. Rinciannya, berkurangnya penghasilan 60,3%, kehilangan pekerjaan 16,1%, harus belajar dari rumah 6,0%, membiasakan melaksanakan 5 M 3,1%, harus bekerja dari rumah (WFH) 2,6%, lebih taat beribadah 2,0% dan tidak tahu atau tidak menjawab 10,0%.
Survei dilakukan pada 12-20 Juli 2021 melalui wawancara tatap muka secara langsung dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Jumlah sampel sebanyak 1200 responden, tersebar di 34 Provinsi. Metodologi yang digunakan adalah metode acak bertingkat (multistage random sampling) dengan margin of error kurang lebih 2,83% pada tingkat kepercayaan 95%.
Pada survei ini juga menyajikan tren dari data hasil survei yang diperoleh pada survei lapangan periode 20-27 Februari 2020, serta data hasil survei menggunakan telepon yang dilakukan pada periode 1-8 Mei 2020, 6-13 Juni 2020, 6-12 Juli 2020, 26-29 Januari 2021, 24-28 Februari 2021, dan 20-24 Maret 2021 untuk melihat dinamika perubahan persepsi publik selama masa pandemi Covid-19.