Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendapatkan elektabilitas tertinggi dalam survei nasional Charta Politika terhadap 10 tokoh. Nilai elektabilitas Ganjar mencapai 31,2%, diikuti Prabowo Subianto sebesar 23,4%, dan Anies Baswedan 20%.
Dari tiga nama teratas, Ganjar Pranowo mengalami peningkatan elektabilitas dibandingkan pada periode survei April 2022 dengan perolehan 29,2% menjadi 31,2%.
"Dilihat dari sisi tren, Ganjar Pranowo mengalami peningkatan elektabilitas, sementara elektabilitas Prabowo Subianto dan Anies Baswedan cenderung stagnan," kata Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya dalam keterangan, Senin (13/6).
Yunarto mengatakan, secara umum 53,3% responden menyatakan sudah mantap dengan pilihannya.
Menariknya, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa masuk dalam rapor biru meski nilai elektabilitasnya rendah. Berdasarkan hasil tabulasi silang, dari 2,9% responden memilih Khofifah, bahkan 60% menyatakan sudah mantap dengan pilihannya. Sementara, dari 31,2% yang memilih Ganjar Pranowo, sekitar 68,4% menyatakan sudah mantap.
"Jadi, Ganjar Pranowo memiliki basis fanatisme lebih tinggi dibandingkan dengan nama-nama lain dan hanya diikuti oleh Khofifah," ujar Yunarto.
Terkait dua nama lainnya yang berada di puncak elektabilitas, 23,4% responden memilih Prabowo Subianto dan 46,3% menyatakan sudah mantap. Sementara, dari 20% yang memilih Anies Baswedan, sekitar 54,6% menyatakan sudah mantap dengan pilihannya.
Yunarto menilai, angka kemantapan pilihan menjadi catatan bagi nama-nama lain dengan tingkat kemantapan di bawah 60% meski secara elektabilitas berada di jajaran atas. Ini dapat menimbulkan potensi swing voters atau pemilih yang dapat berubah pilihan sesuai dengan ide atau gagasan tertentu.
"Ini biasanya yang kita sebut dengan potensi terjadinya swing voters, yang masih bisa berpindah ketika lawan memberikan tawaran yang lebih menarik, entah itu program, tawaran branding, ataupun hal-hal yang bersifat pragmatis," tutur Yunarto.
Survei ini dilaksanakan pada 25 Mei hingga 2 Juni 2022 melalui wawancara tatap muka secara langsung dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Jumlah sampel sebanyak 1.200 responden yang tersebar di 34 Provinsi.
Metodologi yang digunakan adalah metode acak bertingkat (multistage random sampling) dengan margin of error ±(2.83%) pada tingkat kepercayaan 95%. Survei ini juga menyajikan tren dari data hasil survei-survei nasional yang pernah dilakukan Charta Politika Indonesia sebelumnya.