close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Hashtag #2019GantiPresiden kian ramai dicuitkan di dunia maya./rumahpemilu.org
icon caption
Hashtag #2019GantiPresiden kian ramai dicuitkan di dunia maya./rumahpemilu.org
Politik
Rabu, 18 April 2018 14:21

Tagar #2019GantiPresiden vs #Jokowi2Periode, mana lebih unggul?

Parpol pendukung calon presiden sudah harus memasukkan nama pasangan capres-cawapres ke KPU pada Agustus.
swipe

Warganet khususnya yang mengikuti media sosial Twitter, dikejutkan dengan maraknya hashtag 2019 Ganti Presiden. Gerakan itu disebut-sebut dipelopori politikus PKS, Mardani Ali Sera.

Beberapa orang yang kreatif kemudian menjadikan peluang untuk memproduksi kaos bertuliskan #2019GantiPresiden'. Bukan hanya Jakarta atau Pulau Jawa saja, gerakan membuat kaos terjadi di banyak daerah di Tanah Air.

Responsnya pun bermacam-macam dan dari berbagai kalangan. Misalkan saja Mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai mengatakan ramainya kaos bertanda pagar #2019GantiPresiden jangan dipandang sebelah mata oleh Joko Widodo. Kata dia, banyak terjadi peristiwa pelengseran pemimpin di berbagai negara yang dimulai dengan pemunculan simbol.

Presiden Jokowi sempat berkomentar mengenai hal itu. Pada acara Konvensi Nasional Galang Kemajuan Tahun 2018 di Ballroom Puri Begawan, Bogor, (7/4), Jokowi berkata, "Masak dengan kaos bisa ganti presiden".

Pendukung Jokowi bereaksi dengan membuat tagar tandingan. Salah satunya yang dilakukan PPP dengan hashtag #Lanjutkan212.

Tm riset Alinea mencoba mendekripsikan seperti apa tagar tersebut berada di jagat dunia maya. Pantauan dilakukan mulai dari Januari hingga pertengahan April 2018 terhadap media sosial Twitter.

#2019GantiPresiden

Ketua PKS Mardani Ali Sera mengatakan, tagar tersebut sengaja dibuat sebagai respons dari pembahasan di acara Indonesia Lawyers Club yang banyak memuji Jokowi. "Sementara saya melihat beliau orang baik. Tapi nilainya 6 dan pada Pilpres 2019, kita dapat memilih yang nilainya lebih baik," kata dia saat dihubungi Alinea.id, Jakarta, Rabu (18/4).

Penelusuran Alinea.id menemukan tagar #2019GantiPresiden sudah ada sejak Januari 2018. Tetapi memang jumlah akun yang nge-tweet belum besar, yakni hanya 78 akun. Pada bulan selanjutnya, mengalami kenaikan menjadi 113 akun.

Mereka yang pro tagar #2019GantiPresiden baru menampakkan dirinya pada Maret dan April. Pada Maret tercatat mencapai 9.837 akun yang mensosialisasikan hashtag tersebut. Seperti bola salju, jumlahnya terus meningkat pada April (per 17 April), yakni 63.817 akun.

Menariknya, nama Prabowo tidak banyak muncul dari varian hashtag #2019GantiPresiden. Paling sering adalah tagar #2019PresidenBaru dan #2019GantiPresiden. Kendati tidak terlalu sering, nama Prabowo juga muncul di sekitar varian tagar #2019GantiPresiden. Di antaranya mempergunakan tagar #2019PrabowoPresiden dan #2019PrabowoRI1.

 
 

Hal ini mengindikasikan kalau sebenarnya warganet tidak mempersoalkan siapa pengganti Jokowi di pilpres mendatang. Prabowo yang disebut-sebut sebagai calon kuat kompetitor utama Jokowi pada pilpres 2019 sepertinya masih dianggap sebagai alternatif.

Akun @kabayan234 terlihat paling banyak melakukan tweet dengan tagar #2019GantiPresiden, kemudian disusul @bantoro29, @duta_kurniawan, dan @arwidodo sebanyak 725 cuitan.

Kendati begitu, nama akun tersebut bukan merupakan poros utama dari penggerak tagar #2019GantiPresiden. Berdasarkan hasil penelusuran Alinea.id, setidaknya ada dua akun penggerak tagar tersebut yaitu, @SofieBorneo62 dan @JayaSatrianie62. Sementara akun @mardanialisera dan @rockygerung juga nampak terlihat menjadi poros utama.

Motor dari penggerak tagar ini terpusat di Jakarta. Terlihat dari besarnya jumlah akun yang 'bermain' di tagar ini, yakni 4.373 akun. Kemudian di Jawa Barat dengan 386 akun. Kendati begitu, persebarannya sudah merata di seluruh Indonesia, bahkan sampai Malaysia dan Singapura. Sementara dari sisi gender, 75% dari mereka yang terlibat pada tagar #2019GantiPresiden merupakan lelaki. 

#Jokowi2Periode

Hashtag Jokowi2Periode sebenarnya sudah muncul sejak 2017 lalu. Namun sebelum Maret, perkembangannya datar. Akun yang cuap-cuap di kisaran 1.815 hingga 6.173.

Barulah mulai Maret, terjadi kenaikan cukup besar dari jumlah akun yang ngetweet #Jokowi2Periode, dengan 18.452 cuit dan di April (17 April) sebanyak 17.110 cuapan.

Memang relatif lebih rendah dari tagar sebelah. Tetapi, mereka yang aktif ngetweet tagar ini terlihat konsisten. Terlihat dari varian tagar yang berada di sekitar #Jokowi2Periode. Misalkan saja @Viv4JOKOWI dan @JokowiDuaPeriode.

 
 

Akun @Rull1Prawibowo terlihat paling banyak mengampanyekan #Jokowi2Periode, kemudian disusul @wahyuprasetya67, @1nf0_Positive, dan @yudhaanugroho11.

#Jokowi2Periode hampir tidak mempunyai poros atau bisa dikatakan lebih menyebar atau sporadis sehingga terlihat lebih natural. Poros paling besar dilakukan oleh akun @jokowi dan @ruhutsitompul. Kendati begitu, ada juga akun yang kerap memposting atau meretweet hashtag ini, padahal di dunia nyata berada di poros sebelah. Misalkan saja yang dilakukan akun @fadlizon.

Basis sebaran tagar ini juga berada di Jakarta, yakni sebanyak 1.863 akun. Diikuti Jawa Barat sebanyak 210 akun. Kendati lebih sunyi, persebarannya juga cukup merata di seluruh Indonesia. Dari sisi gender, 70% di antaranya merupakan lelaki.

img
Hermansah
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan