close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Tiga calon ketua umum Partai Golkar adalah petahana Airlangga Hartarto, Bambang Soesatyo dan Agun Gunandjar Sudarsa. / Antara Foto
icon caption
Tiga calon ketua umum Partai Golkar adalah petahana Airlangga Hartarto, Bambang Soesatyo dan Agun Gunandjar Sudarsa. / Antara Foto
Politik
Kamis, 28 November 2019 00:35

Tak ada Bamsoet, Golkar siap pilih ketua umum

Meski Bambang Soesatyo (Bamsoet) tak hadir, rapat pleno memastikan Partai Golkar bakal memilih ketua umum pada Munas 3-6 Desember 2019.
swipe

Rapat pleno Partai Golkar menyatakan kesiapan menggelar Musyawarah Nasional (Munas) pada 3-6 Desember 2019 dengan agenda pemilihan ketua umum di partai berlambang pohon beringin itu.

Meski tak dihadiri Wakil Koordinator Bidang Pratama Partai Golkar Bambang Soesatyo, namun rapat pleno menyimpulkan agenda-agenda yang akan dilaksanakan dalam Munas.

"Kesimpulannya, sudah siap melaksanakan Munas," kata Sekretaris Jenderal Partai Golkar Lodewijk F Paulus kepada wartawan di kantor Dewan Pimpinan Partai (DPP) Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Rabu (27/11) malam.

Lodewijk mengatakan, rapat pleno sempat diwarnai perdebatan. Perdebatan itu muncul karena adanya perbedaan dalam menafsirkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) tentang tata cara pemilihan ketua umum.

"Memang terjadi perdebatan karena pemahaman pasal-pasal dalam AD/ART yang berbeda," jelasnya.

Menurut dia, apakah pemilihan melalui aklamasi atau tidak baru diketahui setelah proses penjaringan calon yang dilaksanakan oleh panitia penyelenggara Munas.

Diketahui, sudah ada tiga calon yang telah mendeklarasikan diri selama ini sebagai calon ketua umum. Ketiga calon itu adalah petahana Airlangga Hartarto, Bambang Soesatyo dan Agun Gunandjar Sudarsa.

Bamsoet dan Agun bahkan mewanti-wanti bakal melakuan gugatan hingga menggelar Munas tandingan jika proses pemilihan dilakukan secara paksa atau tidak melalui AD/ART.

"Tahapan dulu, baru kita tahu. Kan di situ ada lobi-lobi," jelas Lodewijk.

Menurut dia, Munas tandingan hanya isu belaka. Sebab penyelenggaraan Munas sendiri sudah sesuai AD/ART yang disepakati semua kader Golkar.

"Yang saya katakan tadi sesuai AD/ART. Enggak bakalan kita ngarang karena di situ sepakati peserta Munas lho," pungkasnya.

Terpisah, fungsionaris Golkar Syamsul Rizal yang dekat dengan sosok Bamsoet, menyebutkan alasan ketidakhadiran Ketua MPR itu dalam rapat pleno.

"Ada acara terkait dengan kunjungan pimpinan MPR ke PBNU, konsolidasi tentang penguatan konstitusi. Ini fokus tuntutan negara," ujar Syamsul.

Ketidakhadiran Bamsoet ini bukan yang pertama kali. Menurut dia, Bamsoet tidak ada masalah tak menghadiri acara pleno yang dihadiri oleh rivalnya yakni Airlangga Hartarto ini.

"Dia sebenarnya enggak ada masalah, dan kan sudah ada perwakilan dari loyalis Bamsoet juga yang datang rapat plenonya. Ada beberapa tugas yang enggak bisa diabaikan," ujar Syamsul.

Syamsul juga menampik ketidakhadiran Bamsoet ini karena terkait persaingannya dengan Airlangga. Dia menyebut persoalan ini murni karena tugas negara yang diemban Bamsoet.

"Enggak ada, pure karena tugas negara. Dia lagi intens sama soal amandemen juga," pungkas Syamsul.

img
Marselinus Gual
Reporter
img
Sukirno
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan