Partai Gerindra memberikan tanggapan saat Ketua Umum Prabowo Subianto disebut jenderal kardus oleh Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief.
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengaku belum mengetahui persis akan hal tersebut dan akan mencari tahu apa sebenarnya yang terjadi.
"Makanya saya ingin masuk dulu, pengen tahu," ujarnya saat mendatangi rumah Prabawo di Kertanegara, Jakarta Selatan, Rabu (8/8).
Terkait munculnya nama Sandiaga Uno dan mahar politik terhadap PAN dan PKS, Ahmad Muzani mengatakan hal tersebut tidak benar dan perlu dibuktikan kebenarannya. "Saya kira tidak benar itu, tapi nanti saya cek dulu," ujarnya.
Ia mengatakan, sesungguhnya sedari pagi dan pasca pertemuan Prabowo dan SBY kemarin, telah memunculkan dua nama pendamping Prabawo, yakni Sandiaga Uno dan AHY yang ingin dikonsultasikan ke semua partai pendukung Prabawo Subianto.
"Sampai dengan tadi ada dua nama, Pak AHY dan Pak Sandi kemudian nama-nama itu disampaikan ke partai-partai koalisi PKS dan PAN dan tentu juga Demokrat dari pagi sampai siang akan dikonsultasikan, hasilnya malam ini," paparnya.
Lebih lanjut, Ahmad Muzani mengatakan koalisi dengan Partai Demokrat masih terjalin dengan baik. Sebab, perkataan sikap yang disampaikan oleh Andi Arif, bukan keluar langsung dari mulut Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.
Hal senada juga disampaikan oleh Politisi Partai Gerindra lainnya, yaitu M. Taufik yang mengatakan bahwa batal tidaknya koalisi Gerindra dan Demokrat bukan ditentukan oleh Andi Arif.
"Kan bukan dia yang nentuin," sebutnya.
Ia pun mengatakan koalisi pendukung Prabawo sampai detik ini masih utuh karena belum ada keputusan mundur dari partai apapun.
"Yang batalin siapa? kan belum ini masing-masing sibuk. PAN lagi Rapimnas, PKS juga masih rapat, jadi belum," pungkasnya.