close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kanan) menaiki truk saat akan meresmikan pembebasan tarif tol Jembatan Suramadu di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (27/10)/ Antara Foto
icon caption
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kanan) menaiki truk saat akan meresmikan pembebasan tarif tol Jembatan Suramadu di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (27/10)/ Antara Foto
Politik
Selasa, 30 Oktober 2018 13:17

Tanggapi Suramadu, SBY baper?

Pernyataan SBY itu dianggap ingin menyudutkan Megawati, bahkan ingin menonjolkan dirinya sebagai pahlawan.
swipe

Jembatan Suramadu yang menghubungkan Surabaya dan Madura di Jawa Timur, dibangun era Megawati, dilanjutkan dan diresmikan oleh SBY, kini digratiskan oleh Jokowi.

Ketua Umum Partai Demokrat sekaligus Presiden Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono meminta Presiden Joko Widodo menjelaskan alasan menggratiskan tarif tol Jembatan Suramadu. Menurut SBY, dia telah berjasa melanjutkan pembangunan jembatan itu lantaran sempat terhenti di era Megawati.

Menanggapi hal itu, Ketua DPP Partai Hanura Inas Nasrullah Zubir menilai SBY terbawa perasaan alias baper dalam menanggapi digratiskannya tol Suramadu. Pernyataan SBY itu dianggap ingin menyudutkan Megawati, bahkan ingin menonjolkan dirinya sebagai pahlawan.

"Padahal jembatan Suramadu juga sempat mangkrak setelah dua bulan SBY dilantik, yakni bulan desember 2004 sampai dengan Maret 2005," katanya melalui siaran pers yang diterima Alinea.id, Selasa (30/10).

Inaz menduga, SBY setengah hati dalam melanjutkan proyek yang digagas oleh pemerintahan Megawati dan menyerahkan sepenuhnya pembiayaan kepada pemerintah daerah Jawa Timur. Saat itu, kata dia, pembiayaan pembangunan jembatan Suramadu ditanggung pemerintah dan Pemda Jawa Timur sekitar 55%.

"Lalu 45% sisanya merupakan pinjaman dari China yang ditandatangani di era Megawati," katanya.

Skema pembangunannya yaitu Causway jembatan Suramadu sisi Madura dan sisi Surabaya menggunakan dana APBN dan APBD mulai 2003.

"Kemudian terhenti pada bulan Desember 2004 dan dimulai lagi pada bulan Maret sampai dengan tahun 2008 dikerjakan oleh empat BUMN Karya," katanya.

Sementara itu, approach bridge sisi Surabaya dan sisi Madura serta cable stay bentang tengah menggunakan dana APBN dari pinjaman China, dikerjakan oleh konsorsium china (CCC) dan konsorsium Indonesia (CIC).

img
Robi Ardianto
Reporter
img
Satriani Ari Wulan
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan