Anggota Komisi III DPR Arsul Sani menyebut terdapat sejumlah tantangan dan pekerjaan rumah yang harus dilakukan Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Andi Widjajanto. Andi dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi), Senin (21/2).
Andi Widjajanto dilantik Jokowi di Istana Negara menggantikan Letnan Jenderal TNI (Purnawirawan) Agus Widjojo yang menjadi duta besar Indonesia untuk Filipina.
Menurut Arsul, Andi ditantang untuk membangun sinergisitas dengan seluruh elemen dan potensi yang ada di Lemhannas. "Di sinilah tantangan kepemimpinan AW (Andi Widjajanto) akan ada dan berbagai pihak akan melihat kemampuan sinergitasnya itu," kata Arsul kepada wartawan, Senin (21/2).
Arsul mengatakan, Andi Widjajanto juga harus bisa memastikan Lemhannas bisa memberikan pemikiran yang diterima semua stakeholder pertahanan dan keamanan di Indonesia. Utamanya dalam mengelola keamanan nasional yang berdampak pada ketentraman, kesejahteraan, dan pembangunan yang berjalan efektif dan efisien.
"Ini termasuk memecahkan kontroversi terkait RUU Kamnas (Keamanan Nasional) di mana antarpemangku kepentingannya berbeda pandangan," ujar politikus PPP ini.
Selain itu, Lemhannas ke depannya bisa melahirkan rumusan tentang peran TNI dalam operasi militer selain perang (OMSP) yang bisa diterima pemangku kepentingan lainnya dan juga kalangan masyarakat sipil. Menurut Arsul, Andi Widjajanto seharusnya bisa menjawab tantangan dan pekerjaan rumah tersebut jika dilihat dari kapasitas intelektualnya.
"PPP memandang dari sisi kapasitas intelektual dan pengetahuan AW memenuhi syarat menjadi Gubernur Lemhannas," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Lembaga Strategi Inteligensia Indonesia, Ridlwan Habib menyebut, ada tiga tantangan yang akan dihadapi Andi. Pertama, ancaman terhadap ketahanan ideologi negara. Baik ancaman dari spektrum kanan atau ekstrim radikalisme maupun kuadran kiri, Lemhannas harus punya peta dan mitigasi.
Kedua, permasalahan kelompok bersenjata di Papua. Menurut Ridlwan, Lemhanas sebagai lembaga yang memberikan saran langsung pada presiden bisa memberikan saran mitigasi yang paling tepat.
"Andi mempunyai ketajaman intuisi sebagai akademisi yang puluhan tahun meneliti berbagai doktrin militer dan studi pertahanan," kata Ridlwan Habib kepada wartawan, Senin.
Ketiga, Lemhannas bisa menjadi lembaga pemikir terkemuka kelas dunia yang sejajar dengan lembaga serupa di berbagai negara.