close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ketua Umum dan Sekjen 16 partai politik peserta Pemilu 2019 berfoto bersama dengan Pimpinan KPK Agus Rahardjo (keempat kanan), Basaria Panjaitan (kedua kiri), Alexander Marwata (ketiga kiri) dan Saut Situmorang (kanan atas) sebelum penandatanganan komitme
icon caption
Ketua Umum dan Sekjen 16 partai politik peserta Pemilu 2019 berfoto bersama dengan Pimpinan KPK Agus Rahardjo (keempat kanan), Basaria Panjaitan (kedua kiri), Alexander Marwata (ketiga kiri) dan Saut Situmorang (kanan atas) sebelum penandatanganan komitme
Politik
Senin, 07 Januari 2019 03:23

Tiga parpol disebut masih mengandalkan figur ketum

Faktor figur menjadi alasan utama pemilih memilih ketiga parpol tersebut
swipe

Survei yang dilakukan Lembaga Riset Publik (LRP) menunjukkan ada tiga partai politik masih mengandalkan kekuatan figur dalam menggaet pemilih pada Pemilu 2019, yaitu Partai Gerindra, Partai Demokrat, dan Partai Bulan Bintang (PBB).

"Ketiga partai tersebut dipilih pemilih karena mereka suka dengan figur ketua umum masing-masing partai tersebut," kata Direktur Riset LRP Arvan Maulana dalam konferensi pers, di Jakarta, Minggu.

Faktor figur menjadi alasan utama pemilih memilih ketiga parpol tersebut, mengalahkan sembilan faktor lainnya yang disurvei lembaga tersebut.

Menurut dia, sebanyak 35,6% pemilih memilih Partai Gerindra karena faktor figur Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan hanya 26,5% yang memilih partai tersebut karena visi, misi, dan program yang bagus.

"Di Partai Demokrat, 35,7% pemilih memilih partai itu karena faktor ketum dan 16,1% memilih karena faktor visi, misi dan program yang bagus," ujarnya lagi.

Untuk PBB, menurut dia, 41% memilih karena kesukaan terhadap figur Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra, dan hanya 12,2% memilih karena faktor visi, misi, dan program yang bagus.

Pada sisi lain, dia menilai menguatnya faktor figur dalam partai, membuat kecenderungan parpol tersebut menjadi oligarki, sehingga tidak baik bagi perkembangan demokrasi di Indonesia.

"Bisa saja oligarki terjadi karena kuat figur ketua umum dan itu tidak bisa dipungkiri," katanya pula.

Survei tersebut melibatkan 1.200 responden di 34 provinsi di Indonesia yang telah memiliki hak pilih dengan teknik sampling "multistage random sampling".

Margin of error survei tersebut diperkirakan kurang lebih 2,9%, dengan tingkat kepercayaan 95% dan pengumpulan data lapangan dilakukan pada pekan keempat Desember 2018. (ant)

img
Hermansah
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Berita Terkait

Bagikan :
×
cari
bagikan