close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggelar ijtima ulama jilid 4 sebagai respons tinggalkan Prabowo-Sandi. / Antara Foto
icon caption
Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggelar ijtima ulama jilid 4 sebagai respons tinggalkan Prabowo-Sandi. / Antara Foto
Politik
Senin, 15 Juli 2019 21:54

Tinggalkan Prabowo-Sandi, GNPF gelar ijtima ulama jilid 4

Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggelar ijtima ulama jilid 4 sebagai respons tinggalkan Prabowo-Sandi
swipe

Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggelar ijtima ulama jilid 4 sebagai respons tinggalkan Prabowo-Sandi.

Ketua GNPF Yusuf Martak menyampaikan, ijtima ulama ke-4 digelar untuk mengkonsolidasikan sikap para ulama guna menentukan arah politik ke depan. Hal itu dilakukan setelah GNPF tak lagi mendukung Prabowo-Sandi.

"Jadi ijtima ulama ini akan menampung saran para ulama tentang sikap ke depan. Kami lebih mengarah jauh ke depan mengenai ke maslahat tadi," kata Yusuf Martak kepada wartawan di Cikini, Jakarta, Senin (15/7).

GNPF MUI merupakan kelompok yang didirikan saat aksi protes terhadap mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Kelompok ini kemudian menggelar ijtima ulama jilid 1-3 dan melabuhkan dukungan kepada pasangan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Sekretaris Jenderal Front Pembela Islam (FPI) Munarman pada kesempatan yang sama mengatakan, ijtima ulama ke-4 ini dilakukan sebagai upaya untuk mengevaluasi dukungan GNPF terhadap pasangan Prabowo-Sandi di Pilpres 2019.

"Pada intinya ijtima keempat ini untuk melakukan konsolidasi. Karena sejak awal kami melakukan ijtima dan mengambil keputusan-keputusan. Memang bidang politik ini karena isunya seksi, maka manarik perhatian. Nah, ijtima ulama keempat ini untuk mengevaluasi dari yang telah diputuskan itu. Nah, jadi sejak awal para ulama ini memperjuangkan tata nilai, karena sejak awal kami memperjuangkan keadilan. Jadi sejak keadilan ini adalah concern dari para ulama. Itu kenapa kami ikut terlibat dalam kompetisi," katanya. 

Kendati demikian, GNPF menolak jika ijtima ke-4 ini dikaitkan dengan pertemuan Joko Widodo dan Prabowo. Sebelumnya, Jokowi dan Prabowo bertemu dalam rangka rekonsiliasi di MRT Jakarta.

Ketua Persaudaraan Alumni (PA) 212, Slamet Ma'arif mengatakan bahwa, pihaknya tak mau ambil pusing soal pertemuan Jokowi dan Prabowo kemarin. Ia menganggap, pertemuan tersebut tak perlu disikapi oleh PA 212.

"Jadi PA 212 itu tak terpengaruh dengan pertemuan kemarin. Jadi kita juga kan ada sebelum Pilpres. Jadi dalam pertemuan kemarin kami melihat biasa-biasa saja, jadi enggak perlu ditanggapi. Senang enggak, kecewa enggak, biasa-biasa saja," katanya.

Yusuf Martak mengatakan, pihaknya saat ini masih menggodok konsep ijtima ulama ke-4 sehingga belum bisa memastikan kapan ijtima itu digelar.

"Belum (kapannya). Jadi kami ini enggak pernah menentukan karena kami selalu syuro menyikapi keputusan bersama," katanya.

Meski demikian, Yusuf mengatakan, paling lambat ijtima ulama ke-4 bakal diselenggarakan awal Agustus 2019. Namun, ia belum tahu di mana ijtima ke-4 itu digelar.

"Insya Allah Agustus, tapi tempatnya belum," katanya.

img
Kudus Purnomo Wahidin
Reporter
img
Sukirno
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan