Trio Mas'ud di pusaran pilkada Kaltim
Setelah memastikan satu kursi anggota DPR RI untuk Golkar, Ketua DPD Golkar Kalimantan Timur (Kaltim) Rudy Mas'ud bersiap turun ke gelanggang pilkada. Rudy telah mengantongi surat penugasan dari Golkar untuk maju di Pilgub Kaltim. Pria kelahiran Balipapan itu hanya tinggal menunggu pendamping yang tepat.
"Saya sampai detik ini masih jomblo. Semuanya menyesuaikan. Tentunya nikah ini menyatukan dua insan berbeda perlu sounding dulu," kata Rudy kepada wartawan di Jakarta, Senin (15/4).
Rudy ialah anggota DPR RI 2019-2024. Pada Pileg 2024, Rudy kembali lolos ke Senayan setelah mendulang 168.818 suara di dapil Kaltim. Ia juga sukses membawa Golkar jadi pemenang Pileg 2024 di Kaltim dengan total raihan 538.147 suara. Pada posisi kedua, Gerindra terpaut cukup jauh dengan raihan 307.259 suara.
Rudy mengatakan Golkar saat ini masih fokus menggelar survei elektabilitas. Pria yang baru berusia 42 tahun itu tak menampik kemungkinan koalisi di tingkat pilpres diturunkan ke Pilgub Kaltim. Artinya, Golkar bakal menggandeng Gerindra, PAN, dan Demokrat.
"Di Kaltim masih sangat cair, tetapi saya tidak menampik koalisi ini di kegiatan pilkada," kata pemilik dan komisaris sejumlah perusahaan tambang besar di Kaltim itu.
Rudy bukan satu-satunya politikus dari keluarga Ma'sud yang bakal bertarung di pilkada di provinsi berjuluk Bumi Etam itu. Rahmad Mas'ud, kakak Rudy, juga akan kembali mencalonkan diri sebagai Wali Kota Balikpapan. Seperti Rudy, Rahmad juga di-endorse Golkar.
Rahmad menjabat sebagai Wali Kota Balikpapan pada periode 2021-2024. Pada periode 2016-2021, ia menjabat sebagai Wakil Wali Kota Balikpapan, mendampingi Rizal Effendi. Di Golkar, Rahmad menjabat sebagai Ketua DPD Golkar Balikpapan.
Hasanudin Mas'ud, kakak Rudy lainnya, bakal maju di Pibup Kutai Kartanegara. Hasanudin saat ini menjabat sebagai Ketua DPRD Kaltim dan Ketua DPD Golkar Kutai Kartanegara. Ia juga sudah mengantongi surat penugasan dari Golkar.
Analis politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Aji Muhammad Idris, Samarinda, Suwardi Sagama menyebut keluarga Mas'ud merupakan keluarga politik berpengaruh di Kalimantan Timur. Keluarga itu terkenal punya sejumlah perusahaan tambang minyak dan gas.
Selain Rudy, Hasanudin, dan Rahmad, keluarga Mas'ud juga pernah "menempatkan" Abdul Gafur Mas'ud sebagai Bupati Panajam Paser Utara (PPU). Abdul, adik Rudy, digulung petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam operasi tangkap tangan (OTT) pada awal 2022.
Menurut Suwardi, keluarga Ma'sud punya jejaring politik dan logistik yang sangat kuat di Kaltim. Ia mencontohkan bagaimana Rudy bisa mengokestrasi Hasanudin sebagai Ketua DPRD Kaltim lewat pergantian antar waktu pada 2022. Hasanudin menjabat sebagai pemimpin parlemen tak lama setelah ditunjuk jadi Ketua DPD Golkar Kukar.
Berbasis itu, Suwardi meyakini keluarga Ma'sud bakal mampu berbicara banyak di pentas pilkada Kaltim. Secara khusus, ia memperkirakan Rahmad dan Hasanuddin bakal menang mudah di Pilwalkot Balikpapan dan Pilbup Kutai Kartanegara.
"Hitung-hitungannya pada dukungan finansial yang kuat dan struktur Golkar yang baik. Maka, (keluarga Ma'sud) berpotensi besar menang di pemilihan 2024/2025. Suara Rudi Mas'ud dan istrinya juga cukup besar pada pemilu berpotensi besar di Pilgub Kaltim," kata Suwardi kepada Alinea.id, Sabtu (20/4).
Pada Pileg 2024, Syarifah Suraidah, istri Rudy Ma'sud, juga mencalonkan diri jadi anggota DPR RI. Syarifah mengantongi puluhan ribu suara. Jika digabung, pasangan suami-istri itu mengantongi kisaran 200 ribu suara.
Meski begitu, Suwardi berpendapat Rudy tak akan mudah memenangi Pilgub Kaltim. Selama menjadi anggota DPR RI, kinerja Rudy relatif tak dirasakan masyarakat Kaltim. Nama Rudy juga tak cukup tenar di pentas politik nasional.
"Program yang akan dibawa atau diwacanakan dalam pemilihan akan dianggap sama saat menjadi anggota DPR RI. Artinya, konstituen akan mencari siapa yang sudah nyata berbuat untuk masyarakat," ucap Suwardi.
Suwardi berpandangan trio Ma'sud akan melahirkan dinasti politik yang buruk di Kaltim jika berjaya di semua pilkada. Pasalnya, Golkar saat ini berstatus sebagai partai penguasa di sejumlah daerah di Kaltim. Artinya, fungsi pengawasan dari parlemen terhadap kepala daerah bakal lemah.
"Dinasti akan melahirkan presiden-presiden kecil di daerah. Dinasti akan memperkaya golongan, elit, dan kelompok. Bukan menyejahterakan masyarakat. Dinasti akan menciptakan praktek-praktek KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme) secara terbuka," kata Suwardi.
Analis politik dari Universitas Mulawarman (Unmul) Budiman sepakat dinasti politik keluarga Mas'ud sangat berpengaruh di Kaltim. Tak hanya punya kekuatan finansial, keluarga itu punya jejaring politik yang luas.
"Jadi, untuk Pilgub Kaltim, Rudi Mas'ud akan maju. Kedua adiknya dari Rudy juga akan maju di Golkar Balikpapan dan Kutai Kartanegara," ujar Budiman saat dihubungi Alinea.id dari Jakarta, belum lama ini.
Menurut Budiman, terbangun simbiosis mutualisme antara Golkar dan keluarga Mas'ud di Kaltim. Keluarga Mas'ud membutuhkan Golkar untuk kendaraan politik, sedangkan Golkar membutuhkan kekuatan finansial keluarga Ma'sud untuk mengongkosi operasional parpol di daerah.
"Jadi, saya melihat, keluarga ini melihat peluang maju di pilkada. Ada yang ingin menikmati kekuasaan saja dan ingin pembangunan yang positif. Tapi, saya lihat di pilkada sekarang paling banyak (dinasti) yang ingin menikmati kekuasaan," ucap Budiman.