close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Fery Farhati (tengah), istri capres Anies Baswedan, saat jadi pembicara di sarasehan 'Peran Perempuan Mengawal Perubahan 2024' di Hotel Preanger, Bandung, Jawa Barat, awal Desember 2023. /Foto Instagram @fery.farhati
icon caption
Fery Farhati (tengah), istri capres Anies Baswedan, saat jadi pembicara di sarasehan 'Peran Perempuan Mengawal Perubahan 2024' di Hotel Preanger, Bandung, Jawa Barat, awal Desember 2023. /Foto Instagram @fery.farhati
Politik
Jumat, 08 Desember 2023 20:15

Tuah para istri di medan laga Pilpres 2024

Fery Farhati, istri Anies Baswedan, mulai aktif menggelar kampanye terpisah dari sang suami.
swipe

Fery Farhati tak lagi hanya sekadar hadir sebagai pendamping calon presiden (capres) Anies Baswedan di berbagai ajang kampanye Pilpres 2024. Sejak beberapa hari lalu, Fery juga mulai "bekerja sendirian". Meski begitu. perempuan berusia 52 tahun itu pede tampil di depan publik untuk menyosialisasikan program-program andalan sang suami. 

Teranyar, Fery tercatat menghadiri acara senam bersama kalangan emak-emak di Cirebon, Jawa Barat, Rabu (6/12). Dalam acara yang dinisiasi kader-kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu, Fery hanya didampingi putri sulungnya, Mutiara Annisa Baswedan. 

Kepada ribuan emak-emak yang hadir dalam acara itu, Fery menjanjikan jaminan kesehatan yang merata dan mudah diakses jika pasangan Anies-Muhaimin (AMIN) memenangkan Pilpres 2024. Pasangan AMIN, kata dia, juga bakal mendongkrak jumlah puskesmas dan tenaga kesehatan di berbagai daerah. 

”Anies-Muhaimin punya program sehat untuk semua. Insyaallah, kita upayakan bersama untuk memenangkan Anies-Muhaimin,” kata perempuan yang pernah menjabat sebagai Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) DKI Jakarta periode 2017-2022 itu. 

Sekira tiga hari sebelumnya, Fery juga hadir dalam acara sarasehan bertajuk "Peran Perempuan Mengawal Perubahan 2024" di Hotel Preanger, Bandung, Jawa Barat (Jabar). Ketika itu, ia didampingi Netty Prasetiyani Heryawan, istri eks Gubernur Jabar Ahmad Heryawan. 

Di acara itu, Fery berbicara mengenai pentingnya peran perempuan sebagai penggerak perekonomian dan pembangunan. "Mulai dari level keluarga hingga lingkungannya sampai juga level pembuat kebijakan. Faktanya peran perempuan makin dominan," ujar Fery seperti dikutip dari RRI

Berbeda dengan Fery, Siti Atikoh sudah lebih dulu turun gunung untuk mengampanyekan program-program andalan suaminya, Ganjar Pranowo. Ia bahkan terlihat jauh lebih sibuk ketimbang para juru bicara atau juru kampanye TPN Ganjar-Mahfud. 

Terbaru, Atikoh hadir sebagai pembicara dalam ASJI Annual, Internasional Symposium yang digelar di Kompleks Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS), Surakarta, Jawa Tengah, Kamis (7/12). Di hari yang sama, Atikoh juga hadir dalam peresmian posko pemenangan Ganjar-Mahfud di Kelurahan Mangkubumen, Banjarsari, Surakarta.

Bak politikus kawakan, Atikoh sempat menyampaikan pesan agar kelompok relawan Ganjar-Mahfud di posko itu tetap solid dan berani melawan intimidasi aparat. "Kita hadapi bersama di tengah masyarakat. Kita pedih bersama, menangis bersama, dan berbahagia bersama," ujar ibunda Alam Ganjar itu. 

Di kubu Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran), sosok seperti Fery dan Atikoh tak terlihat. Sejak bercerai sekitar seperempat abad lalu, Prabowo hingga kini menduda. Hanya Selvi Ananda, istri Gibran, yang sesekali terekam mendampingi Gibran saat berkampanye di berbagai daerah. 

Peneliti Senior Populi Center Usep Saepul Ahyar menilai sosok Atikoh dan Fery bisa menjadi magnet untuk menarik simpati pemilih ke pasangan Ganjar-Mahfud dan AMIN. Keduanya punya modal reputasi yang cukup baik dan tergolong populer di kalangan perempuan. 

"Mereka sejauh ini terlihat sederhana. Bahkan, Bu Atikoh itu merupakan cucu kiai. Itu modal mendekati perempuan Nahdliyin. Saya kira itu juga bisa masuk. Saya kira itu modal bagus dengan segala segmennya, termasuk segmen pemilih perempuan," ucap Usep kepada Alinea.id, Kamis (7/12).

Atikoh dan Fery juga memiliki latar belakang pendidikan yang cukup baik. Khusus untuk Fery, Usep menyebut pengalamannya sebagai Ketua PKK DKI Jakarta bisa jadi modal pengetahuan untuk bicara mengenai beragam persoalan yang dihadapi kaum perempuan sehari-hari. 

"Mereka berdua bisa menjaring suara perempuan, melalui harga sembako, urusan-urusan domestik, emansipasi perempuan dan hak politik perempuan. Pendidikan anak dan itu juga Bu Fery Farhati juga konsen di bidang itu. Itu, menurut saya, modal cukup bagus dalam hal membangun jaringan," kata Usep.

Menurut Usep, kehadiran Fery dan Atikoh di medan kampanye bisa mengerek elektabilitas suami mereka masing-masing. Apalagi, publik sejauh ini tidak menemukan cacat pada karakter mereka. Keduanya juga terkesan tidak berjarak dengan masyarakat. 

"Isu-isu pamer kemewahan, kita juga belum mendengar itu. Ini modal bagus. Dulu Bu Iriana (Jokowi) juga turut mengerek suara Pak Jokowi. Kesederhanaan Bu Iriana menambah tingkat kesukaan publik kepada Jokowi," kata Usep.

Lebih jauh, Usep menyarankan agar Atikoh dan Fery lebih intens berkampanye. Kehadiran keduanya bisa jadi keunggulan tersendiri lantaran Prabowo tak punya figur pendamping. Di lain sisi, momen-momen tatap muka dengan masyarakat umum juga bisa jadi ajang latihan untuk jadi ibu negara. 

"Saran saya, kapitalisasi saja. Jadi, memang seharusnya jangan dianggap remeh (kampanye) itu. Lakoni dengan sedemikan rupa dan hati- hati," ucap Usep.

Memperkuat simpati 

Segendang sepenarian, peneliti politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wasisto Raharjo Jati meyakini Fery dan Atikoh bakal punya dampak elektoral bagi Ganjar-Mahfud dan AMIN. Keduanya terutama bisa menebalkan simpati kaum perempuan dan emak-emak terhadap para suami mereka dan pendampingnya. 

"Tentu ini (kampanye para istri kandidat) bagian dari upaya menjangkau segmen pemilih potensial di daerah, terutama kalangan ibu-ibu rumah tangga. Selain itu, keterlibatan para istri ini juga upaya menunjukkan pada publik bahwa mereka juga bagian dari daya dukung penting para suami mereka yang menjadi capres," kata Wasisto kepada Alinea.id, Kamis (7/12).

Meski begitu, Wasisto berpendapat Fery dan Atikoh perlu bekerja lebih keras untuk menghadirkan model-model kampanye yang inovatif dan kreatif. Sejauh ini, Wasisto menilai perhatian publik masih terbetot pada tindak-tanduk capres dan cawapres. 

"Kalau soal efektivitas itu, sebenarnya masih relatif. Perhatian massa pemilih pun sebagian besar lebih tertuju pada suami mereka yang jadi capres. Kalau pun strategi ini dijalankan, ini akan sangat tergantung dari topik dan segmen pemilih yang dituju," kata Wasisto.

 

img
Kudus Purnomo Wahidin
Reporter
img
Christian D Simbolon
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan