close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Sejumlah narapidana membakar ban Lapas Kelas IIA Manado Tuminting, Manado Sulawesi Utara, Sabtu  (11/4/2020) Foto Antara/Adwit B Pramono.
icon caption
Sejumlah narapidana membakar ban Lapas Kelas IIA Manado Tuminting, Manado Sulawesi Utara, Sabtu (11/4/2020) Foto Antara/Adwit B Pramono.
Politik
Kamis, 23 April 2020 14:47

Rusuh, usut dugaan pungli napi asimilasi di lapas Sorong

PKS mengusulkan dibentuk komisi pengawasan di lapas.
swipe

Politikus PKS Aboebakar Alhabsyi menyayangkan peristiwa kerusuhan yang terjadi di Lapas Kelas II B, Sorong, Papua Barat, Rabu (22/4) kemarin. Ia meminta kasus tersebut diselidiki dengan cepat .

Menurut Aboebakar, peristiwa seperti ini tidak boleh terjadi lagi. "Sampai saat ini, berita yang beredar kerusuhan tersebut disebabkan kecemburuan karena adanya program asimilasi. Tentunya ini harus ada pendalaman, apakah memang ada something wrong dari program tersebut yang menyebabkan adanya reaksi dari penghuni lapas," kata Aboebakar di Jakarta, Kamis (23/4).

Politikus PKS ini menerangkan, memang akhir-akhir ini publik mendengar adanya tarif tertentu untuk mendapatkan program asimilasi yang digulirkan Kemenkumham.

Untuk itu ia meminta agar masalah ini diungkap, apakah ada kaitannya dengan perilaku pungutan liar (pungli) sebagaimana yang baru-baru ini beredar.

Dirjen Pemasyarakatan, kata dia, perlu turun tangan untuk melakukan audit. Hal tersebut dilakukan agar situasi serupa tidak terjadi di tempat lain.

Sebenarnya, lanjut Aboebakar, Fraksi PKS sudah mengusulkan adanya Komisi Pengawas Pemasyarakatan, yang fungsinya menjamin pemenuhan hak-hak warga binaan.

Adanya komisi tersebut, kata dia, dapat mencegah kejadian serupa. "Kemudian jika ada persoalan seperti ini, komisi independen tersebut yang akan melakukan audit atau pemeriksaan ke dalam lapas," tutupnya.

Sementara itu, Kepala Lapas Sorong Nunus Ananto mengatakan aksi yang dilakukan oleh 335 warga binaan tersebut bertujuan agar mereka dibebaskan.

"Mereka minta dibebaskan dengan alasan kemanusiaan ingin merasakan hidup bebas seperti warga lainnya dan khawatir dengan wabah ini," ujarnya.

Dia menyebut situasi sudah aman, dan petugas lapas melakukan pendekatan persuasif dengan narapidana tersebut agar kembali ke kamar masing-masing.

Terpisah, Kapolres Sorong Kota, AKBP Ary Nyoto Setiawan mengatakan sekitar 300 prajurit gabungan TNI dan Polri diturunkan guna mengamankan situasi.

Aksi warga binaan tersebut, kata dia, berkaitan dengan permintaan asimilasi dan mereka dihimbau agar tenang sehingga permasalahan dapat diselesaikan.

"Di lapangan sudah tenang dan warga binaan dihimbau agar tidak lagi beraksi. Aparat gabungan TNI dan Polri masih terus siaga sampai situasi benar-benar aman," terangnya.

Sebelumnya, kerusuhan terjadi di Lapas Klas II B Sorong, Papua Barat, Rabu (22/4) malam. Pangkalnya disebut lantaran ada ratusan napi di lapas itu cemburu karena ada puluhan temannya sesama napi mendapatkan program asimilasi.

Ratusan napi yang cemburu kemudian mengamuk dengan cara membakar ban bekas di dalam Lapas. Kejadian terjadi sekitar pukul 16.30, dan baru bisa diredakan malam harinya.

img
Fadli Mubarok
Reporter
img
Fathor Rasi
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan