Keputusan pemerintah memberikan vaksin secara gratis kepada rakyat mendapat apresiasi dari berbagai pihak, tak terkecuali anggota Komisi IX DPR RI, Muchamad Nabil Haroen.
"Langkah pemerintah menggratiskan vaksin untuk seluruh lapisan masyarakat Indonesia tanpa terkecuali adalah bentuk kehadiran dan tekad negara dalam melindungi rakyatnya. Sebagaimana kita tahu keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi," ujarnya kepada wartawan, Rabu (30/12).
Menurut dia, pekerjaan selanjutnya yang juga penting adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa vaksin terebut aman. Dia berharap isu vaksin tidak membuat gaduh dipicu dari sumber informasi tak jelas dan meresahkan masyarakat.
"Kementerian Kesehatan harus terus melakukan perbaikan komunikasi publiknya sehingga tidak menimbulkan kegaduhan di tengah-tengah masyarakat," jelas dia.
Sedangkan anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo mengatakan, pemerintah sudah menjamin ketersediaan vaksin dan berharap pengadaannya berjalan lancar. Rahmad mengajak pemerintah dan masyarakat bersama-sama menangkal informasi hoaks terkait vaksin.
"Ini artinya pemerintah hadir. Pemerintah sudah tepat menyiapkan dan memberikan vaksin," kata Rahmad.
Terkait keamanan vaksin, epidemiolog Universitas Gadjah Mada Riris Andono Ahmad mengatakan, vaksin yang beredar sudah pasti melalui beberapa tahap penelitian dengan aturan yang sangat ketat. Maka masyarakat tidak perlu khawatir dengan vaksin Covid-19 yang akan diberikan pemerintah.
"Penelitian klinis dengan standar internasional adalah penelitian yang paling ketat regulasinya. Untuk memastikan bahwa tingkat keamanan dan kemanjuran yang dihasilkan benar-benar valid," kata Riris.
Pemerintah ingin memastikan perlindungan bagi tenaga kesehatan dan seluruh masyarakat dari pandemi Covid-19 dengan memastikan ketersediaan vaksin gratis. Untuk memenuhi imunitas komunal atau herd immunity melalui jalur vaksin, kurang lebih sebanyak 181 juta rakyat harus memperoleh vaksin Covid-19.
“Dari 269 juta rakyat Indonesia, kalau kita ingin mengejar herd immunity usia di atas 18 tahun, ada 188 juta orang. Dari 188 juta ini kalau kita keluarkan yang memiliki komorbid berat, yang pernah terkena Covid-19 positif, dan ibu-ibu hamil yang masuk kategori eksklusi, maka jumlah yang menjadi target vaksinasi adalah 181 juta rakyat,” ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.