close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Pengendara motor melintasi baliho PSI bertuliskan 'Ikut Jokowi, Pilih PSI' yang dipasang di Jalan Panjang, Kebun Jeruk, Jakarta Barat, Senin (18/12). Alinea.id/Chris
icon caption
Pengendara motor melintasi baliho PSI bertuliskan 'Ikut Jokowi, Pilih PSI' yang dipasang di Jalan Panjang, Kebun Jeruk, Jakarta Barat, Senin (18/12). Alinea.id/Chris
Politik
Selasa, 19 Desember 2023 18:03

Vulgarnya PSI "membajak" Jokowi

'Ikut Jokowi, Pilih PSI' jadi tema yang kerap muncul di baliho-baliho PSI.
swipe

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) kian vulgar menunjukkan kedekatan mereka dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Tak hanya memasang foto Jokowi, baliho-baliho PSI kini seolah mengumumkan ayah Kaesang Pangarep itu bakal memilih PSI di Pemilu 2024. 

Baliho-baliho semacam itu setidaknya terpantau berderet rapat di Jalan Panjang, Kebun Jeruk, Jakarta Barat, sejak beberapa hari lalu. Di baliho-baliho "pesanan" Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie, misalnya, terpajang foto Jokowi dan Kaesang. Di tengah baliho tertulis: "Ikut Jokowi, Pilih PSI". 

Di Pileg 2024, Grace berkompetisi di dapil Jakarta III yang meliputi Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Kepulauan Seribu. Selain Grace, caleg PSI Hariyanto Arbi juga "menginvasi" Jakarta Barat dengan baliho-baliho "Ikut Jokowi". Tak hanya di Ibu Kota, baliho-baliho PSI bergenre seperti itu juga dilaporkan marak di berbagai daerah. 

Analis politik dari Citra Institute, Yusak Farchan menduga PSI sudah mendapat restu dari Jokowi sehingga berani mencantumkan foto dan kalimat semacam itu di alat peraga kampanye mereka. Menurut dia, Jokowi punya kepentingan supaya PSI bisa lolos ambang batas parlemen dan kader-kadernya berkantor di Senayan. 

"Ketua Umum PSI, Kaesang, adalah simbol representasi Jokowi. Jadi, tidak mungkin Jokowi tidak mendukung PSI. Jokowi sendiri tetap berkepentingan agar PSI lolos Senayan untuk mengamankan agenda-agenda politiknya ke depan," kata Yusak kepada Alinea.id, Selasa (19/12). 

PSI saat ini dipimpin Kaesang, putra bungsu Jokowi. Meski telah merestui putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, jadi pendamping Prabowo Subianto, Jokowi masih berstatus sebagai kader PDI-P. Tak seperti Gibran yang diminta mengembalikan kartu tanda anggota (KTA), Jokowi belum disanksi PDI-P. 

Hingga kini, Jokowi tak pernah eksplisit menegaskan dukungan pada Prabowo-Gibran di pentas Pilpres 2024. Serupa, mantan Wali Kota Surakarta itu juga tak pernah mengampanyekan PDI-P atau PSI di pentas Pileg 2024.  

Dalam survei teranyar yang dirilis awal Desember 2023, Litbang Kompas menemukan elektabilitas PSI saat ini mencapai 2,6%. Pada survei Agustus 2023, tingkat keterpilihan PSI masih kurang dari 1%. Artinya, ada kenaikan lebih dari 1% setelah Kaesang didapuk jadi Ketum PSI pada September 2023. 

Meski berstatus sebagai putra Jokowi, menurut Yusak, Kaesang belum matang di dunia politik. Itulah kenapa foto Jokowi kerap disertakan di baliho-baliho PSI. Limpahan suara, kata dia, bisa mengalir ke PSI jika Jokowi juga turut mengampanyekan partai berlambang tangan menggenggam mawar itu. 

‘’Kalau PSI hanya menjual nama besar Jokowi dan tidak diikuti dengan gerakan nyata Jokowi di lapangan, maka PSI tidak akan maksimal mendulang suara. Pengaruh Jokowi diperebutkan banyak parpol terutama parpol-parpol di Koalisi Indonesia Maju (KIM)," kata Yusak. 

KIM merupakan koalisi parpol pengusung Prabowo-Gibran. Anggota dari kalangan parpol penghuni parlemen, yakni Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional, Partai Demokrat. Partai nonparlemen anggota KIM, yakni PSI, Partai Gelora, Partai Garuda, dan Partai Bulan Bintang. 

Pakar komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing menilai langkah PSI yang secara vulgar mengklaim "kepemilikan" atas Jokowi  justru tak elok. Ia menyebut PSI justru bikin Jokowi tak nyaman dengan mencantumkan foto Jokowi di baliho-baliho mereka.  

"Kalau Kaesang wajar karena dia itu ketua umum partai kan. Tetapi, Jokowi tidak boleh ada fotonya di situ. Nah, artinya apa? Yang mencantumkan itu tidak menghargai Jokowi karena Jokowi sebagai presiden harus bersifat netral,’’ kata Emrus kepada Alinea.id.

Lebih jauh, Emrus menilai sikap PSI yang menyatakan akan ikut apa pun arah kebijakan Jokowi terkesan janggal. Menurut dia, tidak sepatutnya PSI "tegak lurus" mengikuti sosok politikus yang sama sekali bukan kader mereka. 

‘’Sulit bagi PSI mencapai parliamentary threshold. Kenapa? Rakyat melihat apa yang dilakukan PSI. Apalagi, PSI mengatakan tegak lurus dengan Jokowi. Kalau tegak lurus dengan Jokowi, kenapa tidak tegak lurus dengan rakyat? Juragan partai itu rakyat, bukan presiden,’’ kata Emrus. 

Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpidato secara daring dalam acara Kopi Darat Nasional PSI, Agustus 2023. /Foto Instagram @giring

Membajak Jokowi

Politikus PDI-P Aria Bima memandang baliho-baliho "Ikut Jokowi, Pilih PSI" hanya bualan semata. Menurut Aria, PSI membajak nama Jokowi hanya untuk efek elektoral tanpa memahami gagasan-gagasan besar yang ingin dicapai Jokowi. 

"Ngerti enggak PSI soal ide Jokowi? Ini soal ide atau pemikiran. Jokowi itu jual gagasan. Apa bedanya gambar Pak Jokowi dienteng-enteng Pak Prabowo. Ngerti enggak Prabowo soal narasi besar Jokowi?" kata Aria saat berbincang dengan Alinea.id di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Jakarta, Senin (18/12).

Seperti caleg-caleg PSI, Prabowo juga rutin mejeng di baliho bersama Jokowi. Baliho-baliho Prabowo-Jokowi bahkan sudah muncul di berbagai daerah sejak Juli 2023. "Yang jelas Nawacita itu programnya tidak seperti Menhan yang saat ini dia kerjakan," kata Aria. 

Aria paham elektabilitas PDI-P sedang menurun, sebagaimana direkam survei Litbang Kompas. Namun, ia tak khawatir operasi baliho PSI bakal menggerus suara PDI-P. "Tapi, kami anggap positif saja untuk melakukan evaluasi kerja," imbuh dia. 
 

img
Kudus Purnomo Wahidin
Reporter
img
Afrizal Kurnia
Reporter
img
Christian D Simbolon
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan