close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Yenny Wahid usai melepas atlet panjat tebing di Bandara Soekarno-Hatta, Tanggerang, Minggu (26/6).
icon caption
Yenny Wahid usai melepas atlet panjat tebing di Bandara Soekarno-Hatta, Tanggerang, Minggu (26/6).
Politik
Minggu, 26 Juni 2022 17:47

Yenny Wahid: Cak Imin tendang Gus Dur dan senior PKB

Cak Imin dipandang gunakan Gus Dur hanya untuk raih suara pemilih.
swipe

Zannuba Ariffah Chafsoh alias Yenny Wahid menegaskan tidak ada permasalahan yang terjadi antara dirinya dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Namun, dia mengakui kritikan memang terlontar kepada kepemimpinan partai tersebut saat ini.

Dia menjelaskan, sejarah PKB harus diluruskan karena telah didepaknya Gus Dur, ayah Yenny, selaku pendiri beserta para senior oleh kepemimpinan PKB saat ini. Sebagaimana diketahui, PKB saat ini dipimpin oleh Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.

Ditambahkan Yenny, dalam rakernas di Ancol, Jakarta, Gus Dur telah didepak. Sayangnya, sosok mantan presiden itu masih disodorkan untuk meraih suara politik jelang Pemilu 2024.

"Untuk meluruskan sejarah bahwa Gus Dur dikeluarkan PKB oleh Cak Imin tahun 2008, sekarang sudah 18 tahun seolah-olah kejadiannya tidak pernah ada. Saya ingin meluruskan sejarah itu," ujar Yenny saat pelepasan atlet panjat tebing di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (26/6).

Dijelaskan Yenny, PKB saat ini tidak sehat dengan kepemimpinan yang dianggap tak mengedepankan etika dan moral. Bahkan, PKB saat ini dipimpin dengan berdasarkan paranoid.

"Tokoh-tokoh semua, Pak Mahfud MD, Pak Ali Masykur Musa, itu banyak sekali tokoh-tokoh yang bahkan sebagian hijrah ke partai lain, tapi hatinya tetap di PKB, cuman ya itu dikunci dari dalam," ujarnya.

Menurut Yenny, padahal Gus Dur sebelumnya membentuk partai politik diibaratkan sebuah rumah. Dengan berbaik hati, dia menawarkan ponakannya, Cak Imin, untuk menempati salah satu kamar. Kendati demikian, Ketum PKB saat ini itu justru menguasai semua rumah hingga menendang para senior lain.

"Saya mau bicara rumah politik, terutama warga muslim moderat yang betul-betul bisa mencerminkan suara hati mereka, tidak dipakai untuk kepentingan politik sesaat, hanya dipakai praktisme, dan transaksionalitas dalam berpolitik, tapi yang betul-betul berjuang untuk kepentingan warga, maupun umat Islam yang selama ini ditampung suaranya lewat PKB," tuturnya.

img
Ayu mumpuni
Reporter
img
Ayu mumpuni
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan